“Berdasarkan quick count, hampir semua lembaga survei hanya menunjukkan angka di bawah 51 persen untuk keunggulan sementara Pramono-Rano. Ini menandakan peluang besar bagi Pilkada DKI Jakarta untuk memasuki putaran kedua,” jelasnya.
Silfester menekankan pentingnya menunggu hasil resmi yang akan diumumkan KPUD DKI Jakarta pada 16 Desember 2024. Ia juga membandingkan situasi ini dengan Pilpres 2004, ketika SBY-JK melawan Megawati-Hasyim Muzadi.
Pada saat itu, hasil hitung cepat LP3ES mencatat SBY-JK unggul 62,20 persen sementara Megawati-Hasyim meraih 38,80 persen. Namun, penghitungan resmi menunjukkan hasil berbeda dengan SBY-JK memperoleh 60,62 persen, selisih 1,58 persen dari quick count.
“Dengan pengalaman seperti itu, pendukung RIDO akan terus mengawal proses penghitungan suara hingga keputusan resmi diumumkan. Kami juga akan berjuang merebut dukungan warga Jakarta di putaran kedua,” tegas Silfester.
Hasil akhir dari Pilkada DKI Jakarta kini menjadi perhatian banyak pihak, dengan berbagai spekulasi terkait peluang setiap pasangan calon di putaran berikutnya. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News