Padahal, bekerja sebagai privat tutor itu awalnya ia lakukan hanya ingin membantu teman yang kesulitan memahami materi. “Ternyata apa yang saya lakukan didengar pelanggan sayur ibu saya dan diminta ngajar privat anaknya,” ungkapnya.
Berkat dukungan sang ibu, Chaswanah kemudian mencoba mewujudkan mimpinya Kembali. Saat itu dia mencoba mendaftar kuliah melalui jalur beasiswa. Baik dalam negeri maupun luar negeri.
Di dalam negeri, Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Brawijaya (UB) merupakan dua perguruan tinggi pilihannya.
“Daftar UB itu saya ambil jurusan manajemen dan di ITB itu ambil jurusan bisnis manajemen. Ya sayangnya saya tidak diterima di kedua perguruan tinggi itu,” tuturnya.
Meski ditolak di ITB dan UB, namun Nasib mujur justru diterima Chaswanah. Ia justru diterima di 4 program yang ada di 3 universitas luar negeri sekaligus. Termasuk 1 sekolah terlepas.
Ketiga kampung luar negeri terkemuka itu diantaranya University of Toronto Canada, Mcmaster University Canada, Monash University Australia, dan DeGroote School of Business Canada.
Melalui Beasiswa Indonesia Maju (BIM), Chaswanah anak kedua dari 3 bersaudara itu mengaku jika disuruh memilih dirinya akan memutuskan untuk masuk ke University of Toronto Canada. Mengingat kampus dengan program Social Sciences and Humanities yang diambil sesuai dengan keinginannya sejak awal.
Saat ini dirinya pun masih menunggu tahapan akhir Letter of Government (LOG). Jika tidak ada halangan selama prosesnya, Chaswanah mulai aktif dalam perkuliahan pada September 2023 mendatang. (red)