Tarkimsih dan PU Kabupaten Sukabumi Diminta Tinjau Lokasi

JABARNEWS | KABUPATEN SUKABUMI – Kondisi puluhan siswa MI Pasir Badak di Kampung Pasir Kandel, Desa Sukamaju, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi yang terpaksa bertaruh nyawa melintasi Sungai Citalahab sepanjang 50 meter untuk ke sekolah, mengundang respon wakil rakyat.

Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi, Agus Mulyadi meminta kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi, khususnya Dinas Tarkimsih dan Dinas PU segera meninjau ke lokasi dan merencanakan solusi untuk secepatnya melakukan pembangunan jembatan di atas Sungai Citalahab.

“Kami dari DPRD merasa sangat simpati terhadap motivasi anak-anak untuk belajar dengan bersusah payah. Hal ini tentunya harus menjadi perhatian kita untuk segera membangun jembatan itu,” tutur Agus kepada Radarsukabumi.com.

Untuk itu, pada tahap awal DPRD akan mendorong pemerintah desa, kecamatan hingga pemerintah Kabupaten Sukabumi untuk bisa memfasilitasi kondisi tersebut.

Baca Juga:  Futsal Pro League 2021: Hasil Babak Pertama Black Steel Manokwari vs Bintang Timur Surabaya

“Karena untuk di desa, sudah ada anggarannya berupa ADD dan untuk kecamatan sudah ada P3K. Untuk itu, hal ini harus sinergi dan jangan sampai anak-anak yang sudah memiliki motivasi tinggi belajar menjadi terhambat, akibat tidak adanya akses jembatan,” paparnya.

Namun, jika pemerintah desa hingga pemerintah kecamatan tidak mampu menangani persoalan tersebut, disarankan agar pemerintah desa dapat segera membuat perecanaan melalui Musrenbang untuk segera diusulkan aspirasi warganya tersebut kepada pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi.

Baca Juga:  Menyilangkan Kaki Saat Duduk Berdampak Negatif, Ini Penjelasannya

“Hal seperti ini, harus segera dikomunikasikan dan segera dibuat perencanaan pembangunan daerah. Sehingga, secara bertahap persoalannya dapat diselesaikan,” imbuh Agus.

Sementara itu, Ketua RT 4, Kampung Pasir Kopo, Desa Wangunreja, Suanta (45) mengatakan, puluhan siswa dari tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI) hingga Madrasah Aliyah (MA) Pasir Badak tersebut, berasal dari Kampung Pasir Kopo, RT 4, Desa Wangunreja, Kecamatan Nyalindung. Mereka terpaksa melintasi Sungai Citalahab karena jalan tersebut merupakan satu-satunya akses menuju sekolah.

Baca Juga:  Tiba di Qatar, Ronaldo Pimpin Timnas Portugal

“Mereka pun hanya sekolah pada musim kemarau. Jadi ketika musim hujan tiba, para pelajar ini terpaksa meliburkan diri karena alasan keselamatan. Bahkan, jika saat belajar di ruang kelas, mereka akan segera dipulangkan gurunya, jika cuacanya sedang mendung,” katanya.

Ia menambahkan, akses jembatan untuk melintasi sungai Citalahab ini, sangat didambakan warga dari dua desa yang ada di Kecamatan Nyalindung. “Warga di sini selalu melintasi sungai tanpa jembatan. Mereka selalu melintasi sungai ini untuk mengambil hasil pertaniannya. Seperti, padi, kayu, ubi dan lainnya,” pungkasnya. (Anh)

Jabarnews | Berita Jawa Barat