Sementara itu Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, Imran Pambudi mengatakan, bakteri antraks memiliki kemampuan untuk bertahan selama lebih dari 40 tahun.
Spora bakteri ini dapat masuk ke tubuh manusia melalui luka pada kulit atau melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh antraks.
“Jadi ada dua, bisa langsung dari tanah yang ada sporanya, bisa juga masuk melalui hewan nanti sakit dan dikonsumsi daging ke manusia. Pada saat hewannya mati, sporanya juga dikubur akan masuk lagi. Jadi butuh penanganan yang lebih intensif lagi,” kata Imran.
Seperti diketahui, kasus antraks dilaporkan menjangkiti puluhan warga Kelurahan Candirejo, Kapanewon Semono, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Satu orang dilaporkan meninggal dunia akibat antraks.
Sementara Data Kementerian Kesehatan menunjukkan jumlah warga yang meninggal sebanyak tiga orang. Di Kabupaten Gunungkidul, kasus ini bermula ketika warga menyembelih dan mengonsumsi sapi yang sudah mati. Warga yang meninggal dunia dilaporkan ikut menyembelih dan mengonsumsi. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News