Tim Peneliti Teknik Mesin Polban Kembangkan Mesin Pengolah Sampah Organik Pasar Menjadi Pakan Maggot

Serah terima mesin pengolah sampah organik dari tim peneliti Polban ke pengelola Pasar Swamandiri Margaasih Kabupaten Bandung
Serah terima mesin pengolah sampah organik dari tim peneliti Polban ke pengelola Pasar Swamandiri Margaasih Kabupaten Bandung (Foto: Istimewa)

Kebutuhan MBM pada banyak peternakan di Indonesia mencapai 800 ribu ton setiap tahunnya. Hewan ternak seperti unggas dan ikan membutuhkan pakan yang mengandung protein hewani dan nutrisi yang baik, maggot sangat cocok untuk menggantikan MBM karena memiliki semua kriteria bahan utama pakan ternak.

Baca Juga:  Sejumlah Pengendara Terjatuh Akibat Oli Tumpah di Jalan Prapatan Rajagaluh

Selain itu maggot dapat bereproduksi dalam waktu yang sangat cepat. Satu ekor lalat BSF dapan menghasilkan 500 maggot per sekali reproduksi.

Pemeliharaan lalat maggot BSF pun sangat mudah, tidak berbau, dan tidak mengandung unsur penyakit.

Kolase pakan maggot hasil olahan sampah organik pasar
Kolase pakan maggot hasil olahan sampah organik pasar (Foto: Istimewa)

Potensi maggot masih terus berlanjut sampai dengan pembuatan konsentrat protein, lemak dan kitin. Sisa dari peternakan maggot dapat pula digunakan untuk pupuk kompos.

Baca Juga:  Soal Teknologi Tepat Guna, Bey Machmudin: Jadi Solusi Keseharian

“Permasalahan sampah khususnya sampah organik di pasar-pasar di kota Bandung dan Cimahi saat ini sangat mengkhawatirkan terlebih setelah adanya kebakaran di TPA Sarimukti. Kami mencoba mengembangkan mesin pengolah sampah organik seperti sampah sayuran dan buah-buahan yang tentu saja banyak dihasilkan di pasar-pasar tradisional,” tutur Budi Triyono selaku ketua tim peneliti.

Baca Juga:  Ridwan Kamil Usulkan Mesin Pengolah Sampah RDF Ada di Setiap Desa, Ini Fungsinya

Harapannya, lanjut Budi, mesin yang dikembangkan ini dapat menjadi solusi untuk semua pasar-pasar tradisional yang memiliki permasalahan sampah organik yang sama. (Adv)