JABARNEWS | MAJALENGKA – Membaca buku bersama satu kelompok yang terdiri dari lima atau enam orang, mungkin hal biasa. Tapi membaca buku bersama ratusan orang, dalam waktu tertentu, disandingkan dengan orkestra musik yang menggugah nurani, bisa dikatakan tidak biasa.
Yup! Demikianlah yang dilakukan pengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Nurul Huda di Desa Sindanghaji, Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka, Sabtu sore (27/4/2019) sore.
Tercatat, sebanayak 250 anak PAUD, kelompok bermain (kober) dan warga sekitar, ikut berjejer dan membaca buku bersama. Bacaan nyaring dimulai ketika komando peluit ditiup. Mereka membaca di sepanjang Jalan Sumur Bandung, di depan TBM Nurul Huda.
Ketua TBM Nurul Huda, yang juga ketua acara peringatan hari buku se-dunia, Dody Jaya mengatakan, pihaknya sengaja menggelar kegiatan membaca bersama secara serentak, dengan melibatkan ratusan anak-anak. Tujuannya supaya anak-anak tetap semangat menggali potensi diri melalui bacaan.
“Alhamdulillah responnya bagus. Jadi kita memperingati hari buku sedunia. Memang seharusnya tanggal 23 April, tapi kita buat hari ini saja. Karena anak-anak dan warga sini siapnya hari ini,” ujarnya, Sabtu (27/4/2019).
Sementara itu, pendongeng anak dari Komunitas Kampung Dongeng yang sengaja diundang oleh pengelola, Kak Ila mengatakan, pihaknya merasa cukup tersanjung karena bisa memotivasi anak-anak di Sindanghaji supaya terus rajin membaca buku.
“Kalau saya, lebih pada memotivasi anak-anak dengan cara mendengarkan cerita. Saya suguhkan cerita kancil kepada anak-anak. Si Kancil ini ceritanya punya cita-cita, tapi dia rajin baca buku dan suatu hari cita-citanya tercapai. Intinya, anak-anak bisa menjadi apapun dan bisa menjadi siapapun selama ia bersunguh-sungguh,” ujar Ila..
Ila menambahkan, mengedukasi anak-anak harus dengan cara-cara yang menyenangkan dan penuh kegembiraan. Oleh karenanya, selama aktif di komunitas pendongeng, ia kerap menemukan mayoritas anak-anak menerima cerita yang dikisahkannya dengan respons yang positif.
“Cerita itu bisa membuat anak-anak berkembang dalam hal imajinasi. Makanya, dongeng yang akan disampaikan harus yang positif-positif, yang membangun karakter dan keberanian anak,” tandasnya. (Rik)