Tokoh Muda Purwakarta: Jangan Sampai Guru Tergantikan Google

JABARNEWS | PURWAKARTA – Di era sekarang yang serba real time dimana hubungan antarwilayah di dunia sudah tidak terbatas ruang dan waktu, generasi ini memiliki karakter untuk selalu update dan cenderung menjadi pribadi yang cuek terhadap kehidupan sosial.

Generasi di era milenial merasa banyak kebutuhan sudah banyak dipenuhi di gadget yang mereka punya. Mulai informasi, gaya hidup, bahkan dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi secara verbal seakan menjadi alternatf jika komunikasi secara media sosial dirasa mampu untuk mengatasi itu.

Menurut Tokoh Muda Purwakarta, Yayang Gilang Sonjaya, tantangan guru di era milenial sangat berat dibanding guru di era terdahulu. Tantangan bagi guru terutama di tingkat SMP dan SMA dalam mendidik generasi milenial dimana banyak dari mereka saat ini berada di tingkatan tersebut.

Baca Juga:  Penumpang Kereta Api Tak Perlu Lagi Syarat Antigen, Berikut Aturan Lengkapnya

“Sebagai sosok yang berperan vital dalam pembentukan karakter bangsa. Guru dituntut peka melihat dinamika ini. Tantangan guru saat ini adalah kualitas dan kreativitas dalam menyikapi dinamika generasi milenial yang melek akan sosial media,” kata pria yang akrab disapa Gilang itu, Minggu (25/11/2018).

Ia menambahkan, alasan mengapa kreativitas harus menjadi modal bagi guru untuk menjawab tantangan ini karena generasi ini tidak akan suka dengan hal-hal yang bersifat outdate atau kurang kekinian.

“Tentu guru dituntut untuk menjadi fasilitator dengan menciptakan program sekolah maupun pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Aspek berikutnya adalah kualitas. Kualitas menjadi wajib karena di era milenial siswa sangat mudah memverifikasi apa yang dikatakan guru hanya dengan bermodalkan google.

Baca Juga:  Bupati Majalengka Bertemu Pimpinan Parpol

Jangan sampai peran guru menjadi tersingkirkan google di mata generasi ini,” ujar pria yang juga menjabat Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Taruna Sakti Purwakarta.

Selain menguasai aspek materi keilmuan yang diajarkan, Gilang menambahkan, guru dituntut memahami teknologi dan selalu menjadi pribadi yang kreatif dan inovatif.

“Guru harus menjadi role model bagi siswa di generasi milenial agar siswa memahami batasan-batasan teknologi, sehingga terhindar dari pemamfaatan yang salah dalam menggunakan teknologi,” imbuhnya.

Tantangan bagi guru tidak berhenti disini, tambah dia, generasi milenial bukan generasi yang bisa dipaksa – paksa. Contoh dengan melarang siswa membawa handphone. Guru di era sekarang harus lebih terbuka dengan pemikiran-pemikiran baru. Guru dituntut mendidik siswa sesuai dengan zamanya.

Baca Juga:  Genjot PAD Parkir, Namun ...

“Selama tidak bertentangan dengan norma-norma yang ada tentu hadirnya teknologi tidak perlu dipermasalahkan,” kata dia

Oleh karena itu, lanjut gilang, guru harus mampu lepas dari belenggu yang mengekang. Guru harus berani melakukan hal-hal yang tidak biasa.

“Zaman sekarang adalah zaman selfie, zaman wifi, dimana peran media harus diintegrasikan dalam literasi keilmuan. Guru pun harus lebih sejahtera, sejajar, setara dan berwibawa. Marwah guru adalah marwah pahlawan, karena ruh pahlawan pendidikan ada dalam sanubari guru,” pungkasnya. (Gin)

Jabarnews | Berita Jawa Barat