Apakah Transplantasi Organ Tubuh, Dapat Mengubah Kepribadian Seseorang?

Apakah Transplantasi Organ Tubuh, Dapat Mengubah Kepribadian Seseorang?
ilustrasi foto :www.pexels.com/photo

 

JABARNEWS | BANDUNG – Apakah operasi transplantasi organ tubuh, dapat mengubah kepribadian seseorang? Jawabnya adalah iya.

Penelitian dari banyak kasus terjadi pada transplantasi  jantung sejak awal.

Contoh satu kasus, seseorang yang tadinya membenci musik klasik dan setelah menerima transplatasi organ hati seorang musisi, si penerima memiliki minat baru terhadap music. Bahkan kemudian, penerimanya meninggal sambil memegang biola.

Pada kasus lain, seorang pria berusia 45 tahun  menceritakan, sejak  dirinya menerima jantung dari seorang anak laki-laki berusia 17 tahun, dirinya kerap menggunakan headphone. Dia mengaku suka mendengarkan musik beraliran keras, yang belum pernah dia lakukan sebelummya.

Dalam penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa si penerima transplantasi jantung mungkin tidak aneh lagi jika mengalami perubahan kepribadian.

Apa yang mungkin bisa menjelaskan hal ini?

Mengutip dari laman The Convertion.Com, salah satu penyebab adalah pengaruh efek plasebo, yaitu kegembiraan karena menerima kesempatan hidup baru. Hal ini menjadikan penerima memiliki watak  lebih cerah. Sedang penerima transplatasi lain malah mengalami depresi dan rasa bersalah karena masalah psikologis, yang mungkin juga dianggap sebagai perubahan kepribadian.

Baca Juga:  Tips Mengatasi Puting Lecet Saat Menyusui

Peran Biologi

Namun ada bukti lain bahwa perubahan kepribadian tidak selalu dampak dari psikologis, tetapi juga ada peran Biologi.

Dari sisi Biologi,  transplatasi sel-sel organ yang ditransplantasikan akan berfungsi baik. Sel jantung akan berdetak, sel ginjal akan menyaring dan sel hati melakukan proses metabolisme. Sel-sel tersebut juga berfungsi ketika organ berada dalam tubuh lain.

Dalam  banyak kasus,  transplatasi hati  paling sering dikaitkan dengan perubahan kepribadian. Karena ruang organ itu melepaskan hormon peptida (peptida natriuretik atrium) dan (peptida natriuretik otak). Ini membantu mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh dengan mempengaruhi ginjal.

Hormon itu juga berfungsi untuk keseimbangan elektrolit dan aktivitas bagian sistem saraf yang bertanggung jawab atas respons melawan-atau-lari. Sel-sel di dalam bertanggung awab untuk hal ini berada di hipotalamus. Yaitu bagian otak yang berperan menyeimbangkan sistem biologis hingga suasana hati.

Baca Juga:  Anak Down Syndrome Jangan Dibedakan

Jadi organ donor mungkin memiliki tingkat dasar hormon dan produksi peptida yang berbeda dari organ aslinya. Sehingga ini dapat mengubah suasana hati dan kepribadian penerima.

Penelitian ini membuktikan bahwa tingkat peptida natriuretik naik lebih tinggi setelah transplantasi dan tidak pernah kembali normal. Meskipun beberapa kenaikan mungkin respons dari  trauma pembedahan.

Memori Ingatan Tersimpan di Luar Otak

Tubuh menyimpan memori ingatan di otak. Tubuh dapat mengakses saat berpikir ataudipicu oleh penglihatan atau penciuman.

Ingatan pada dasarnya adalah proses neurokimia. Proses ini saraf menyampaikan impuls satu sama lain dan bertukar bahan kimia khusus (neurotransmitter) pada antar muka di antara keduanya.

Baca Juga:  Duh, 1.500 Plat Merah Nunggak Pajak

Meski pada setiap operasi transplantasi, banyak saraf organ terpotong dan tidak dapat dtersambung kembali. Namun faktanya, ada bukti bahwa sebagian dapat pulih setahun setelah operasi.

Tindakan dan interaksi neurokimia ini dapat masuk ke dalam sistem saraf penerima. Hal ininmenimbulkan respons fisiologis dan memengaruhi kepribadian penerima.

Sel-sel dari donor yang beredar di tubuh dan DNA donor juga terlihat di tubuh penerima 2 tahun pasca transplantasi.

Pertanyaan berikutnya, kemana perginya DNA dan apa yang kemungkinan terjadi?

Salah satu hal yang akan terjadi adalah merangsang respons imun. Respon imun ini mungkin cukup untuk memicu perubahan kepribadian, karena tingkat peradangan lebih rendah dalam jangka panjang. Hal itu dapat mengubah ciri-ciri kepribadian, seperti ekstroversi dan kesadaran.

Namun penelitian ini masih memerlukan pendalaman lebih lanjut agar penerima dapat memahami perubahan fisik dan psikologis yang dapat terjadi pascaoperasi.(red)

Sumber: https://theconversation.com/can-an-organ-transplant-really-change-someones-personality-228923