Hanya sekali dia melahirkan seorang anak tunggal, tetapi enam dari anaknya meninggal. Sementara sang suami meninggalkannya dan melarikan diri dengan uang keluarga, meninggal Mariem dengan 38 anak – 20 anak laki-laki dan 18 anak perempuan.
Dikutip dari New York Post, Sabtu (25/6/2022), Mariem dinikahkan oleh orang tuanya ketika berusia 12 tahun. Kemudian saat berusia 13 tahun, ia melahirkan anak pertamanya.
Pihak dokter mengatakan bahwa Mariem memiliki ovarium besar yang tidak normal. Kondisi ini disebut hiperovulasi.
Meski sudah diberikan alat kontrasepsi, namun tak kunjung berfungsi dan malah akan menimbulkan masalah kesehatan yang parah. Perawatan untuk hiperovulasi memang sudah ada, tapi sulit diakses di pedesaan Uganda.
Sementara menurut dr Charles Kiggundu, ahli ginekolog di Rumah Sakit Mulago, Kampala, Uganda, kemungkinan besar penyebab kesuburan ekstrem Mariem adalah keturunan.
“Kasusnya adalah kecenderungan genetik untuk hiperovulasi – di mana melepaskan banyak telur dalam satu siklus. Secara signifikan, dapat meningkatkan kemungkinan memiliki banyak kelahiran,” katanya.
Kabar terbaru, di usianya yang ke-43, ia diminta untuk berhenti memiliki anak. Dia diberitahu bahwa dokter telah memotong rahimnya. (red)
sumber: detik.com