Pergerakan Tanah di Saguling Meluas, Tercatat Ada Satu Rumah Roboh

JABARNEWS I BANDUNG – Bencana pergerakan tanah yang terjadi di Kampung Rancadaham RT 04/05, Desa Cipangeran, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB), terus meluas.

Sejak dilaporkan pada Minggu (21/2/2021) dan telah dilakukan pengecekan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB, pergerakan tanah teraebut terus melebar.

“Retakan tanah di kampung itu terus melebar. Yang terbaru mengakibatkan satu rumah roboh pada Jumat kemarin, milik Ida Rukmana (43) yang dihuni tiga jiwa,” terang Kepala Pelaksana BPBD, KBB, Duddy Prabowo, dilansir dari Sindonews, Sabtu (27/2/2021).

Baca Juga:  Ridwan Kamil Makan Bubur Bareng Anies Baswedan, Gubernur Jakarta: Kamu Tim Mana?

Duddy menjelaskan, selain merobohkan satu rumah pergerakan tanah juga mengancam tiga rumah lainnya. Termasuk mengancam jalan desa yang menghubungkan antara Desa Cipangeran dan Desa Jati, Kecamatan Saguling.

“Pergerakam tanah itu terjadi akibat intensitas hujan yang cukup tinggi serta kontur tanah di lokasi yang merupakan daerah berbukit,” kata Duddy didampingi petugas lapangan Rudi Wibiksana,

Baca Juga:  Hari Terakhir Memimpin Purwakarta, Dedi Mulyadi Masih Sempat Urus Rutilahu

Pihaknya sudah meminta warga untuk mengungsi sementara waktu ke tempat yang aman terutama saat hujan deras turun. Sementara yang rumahnya rusak saat ini diungsikan ke kerabat terdekat, petugas dibantu warga membantu evakuasi barang-banrang yang masih bisa dipakai ke lokasi yang aman.

Sementara itu hasil pengecekan di lokasi dan pendataan dampak pergerakan tanah. Diperlukan penanganan lebih lanjut karena dikhawatirkan pergerakan tanah terus terjadi. Apalagi saat ini intensitas hujan sedang tinggi sesuai dengan prediksi dari BMKG bahwa cuaca ekstrem akan terjadi hingga Mei 2021.

Baca Juga:  Sebanyak 20 Warga India Dievakuasi di Perairan Nias Barat

“Sebagai tindak lanjut kami akan minta tim geologi untuk turun dan mengkaji lokasi tersebut apakah masih layak dihuni atau tidak mengingat pergerakan tanah masih terjadi,” pungkasnya. (Red)