Gara-Gara Proyek Kereta Cepat PT KCIC, Mata Air di Cikalong Mengering

JABARNEWS | BANDUNG BARAT – Sudah sekitar dua tahun terakhir ini warga tak bisa menikmati sumber mata air yang terdapat di Kampung Dangdeur, RT 3 RW 9, Desa Cikalong, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat. 

Padahal, selama puluhan tahun, sumber air yang disebut warga sebagai mata air Sumumput itu tak hanya menjadi sumber air bersih bagi kebutuhan sehari-hari warga, tetapi juga untuk mengairi lahan pertanian masyarakat.

Warga meyakini, mata air Sumumput mengering setelah ada proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Apalagi, sejak PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) membangun tunnel atau terowongan untuk trase kereta cepat, yang lokasinya berjarak sekitar 100 meter dengan mata air.

“Sejak ada pembangunan kereta cepat, air jadi enggak ada, kering total. Padahal, sebelumnya air enggak pernah surut meskipun ada kemarau sampai berbulan-bulan,” kata Alit Suryana (59), warga setempat, Minggu (28/2/2021).

Baca Juga:  Sopir Meninggal Dalam Truk, Gegerkan Pengunjung Rest Area

Pada musim hujan seperti sekarang ini, terang dia, mata air Sumumput pun tetap tidak mengeluarkan air sedikit pun. Akhirnya, mata air Sumumput ditinggalkan oleh warga, hingga jalurnya pun ditumbuhi semak belukar. 

“Sekarang sedang musim hujan juga tetep enggak mengalir. Kalau dulu itu, warga dari daerah lain juga ikut mengambil air ke sini, bawa jeriken ke sini, karena di sini airnya kan bersih,” tutur Alit.

Kondisi yang berbanding terbalik kini dirasakan oleh warga Kampung Dangdeur, yang harus mengambil air bersih dari daerah lain. Alit mengaku, saat ini kebutuhan air bersih warga Kampung Dangdeur terpaksa disuplai dari kampung lain.

“Kami pakai selang buat mengaliri air bersih ke rumah-rumah. Saya harus keluar Rp40 ribu per bulan untuk membayar air, itu juga dengan catatan bahwa airnya mengalir untuk satu jam saja,” katanya. 

Baca Juga:  Hati-hati! TKW Asal Sukabumi Ini Jadi Korban Penipuan di Facebook, Tak Digaji Selama Bekerja di Arab Saudi

Dia menambahkan, mata air Sumumput yang mengering bukan hanya menghentikan aliran air ke rumah warga. Persawahan milik warga pun kini terpaksa berubah jadi kebun, lantaran sulit untuk mengaliri air.

Pihak berkepentingan dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, ungkap Alit, sebenarnya sudah membuatkan sumur bor buat warga. Namun, sumur itu tiga kali gagal mengeluarkan air, sehingga tidak bisa dimanfaatkan warga.

Selain mata air Sumumput, proyek yang dikerjakan oleh PT KCIC juga mengorbankan sumber air lain di Desa Cikalong, yakni mata air di RW 12, Kampung Pangkalan. Bahkan, pengaruhnya bagi warga Kampung Pangkalan jauh lebih besar.

Kampung Dangdeur dihuni oleh sebanyak 32 Kepala Keluarga (KK), sementara di Kampung Pangkalan ada sekitar 104 KK. Mereka semua kini tak bisa menikmati air bersih dari sumber air yang ada, sejak kehadiran proyek kereta cepat.

Baca Juga:  Alami Hidrosefalus, Bayi Ini Butuh Uluran Tangan Para Dermawan

“Kalau di Kampung Dangdeur ini hanya ada satu RT, tetapi di Kampung Pangkalan itu ada satu RW,” terang Kepala Dusun IV Desa Cikalong, Agustian Hidayat.

Titik sumber mata air di Kampung Pangkalan, menurut dia, tepat berada di atas terowongan trase kereta cepat. “Kemungkinan karena berdekatan, jadi sumber mata airnya tertutup,” ucapnya.

Sejumlah upaya pun terpaksa dilakukan oleh warga untuk memenuhi kebutuhan air bersih buat sehari-hari. Dari mulai menggunakan air sungai, menyambung selang dari wilayah tetangga, hingga membuat sumur bor.

Pihak desa, kata Agustian, juga sudah melayangkan surat kepada pihak KCIC, tapi tak kunjung mendapat balasan. “Desa sudah melayangkan surat ke Jakarta (KCIC), belum ada respon,” ujarnya. (Yoy)