Kota Bogor Catat 10 Pasien Positif Covid-19 Meninggal dalam Sepekan

JABARNEWS | BOGOR – Sepuluh orang pasien positif COVID-19 di Kota Bogor, Jawa Barat meninggal dunia dalam sepekan terakhir, sedangkan pada pekan sebelumnya tercatat mencapai 13 orang yang meninggal dunia.

Berdasarkan data COVID-19 pada Dinas Kesehatan Kota Bogor, Sabtu (26/2), terdata dua pasien positif COVID-19 meninggal dunia. Kemudian, delapan pasien positif lainnya terdata yang meninggal dunia, yakni pada Selasa (23/2) dua orang, Senin (22/2) tiga orang, dan Minggu (21/2) tiga orang.

Baca Juga:  Jangan Menyerah! Ini Tips 6 Tips Memulai Bisnis Online, Dimulai dari Hal Terkecil

Kemudian, pada pekan sebelumnya juga terdata ada 13 pasien positif COVID-19 meninggal dunia, meliputi, tiga orang pada Sabtu (20/2), empat orang Jumat (19/2), satu orang Kamis (18/2), dua orang Rabu (17/2), serta tiga orang Selasa (16/2).

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Sri Nowo Retno, Minggu mengatakan, pasien poisitif yang meninggal dunia, umumnya dengan gejala berat dan memiliki riwayat penyakit penyerta atau komorbid menahun.

Baca Juga:  Ajaib, Wanita Berusia 55 Tahun Ini Selamat Usai Terjatuh dari Lantai 21 Apartemen

Sementara itu, penambahan kasus positif COVID-19 di Kota Bogor pada Sabtu (27/2) ada sebanyak 101 kasus, sehingga akumulasi kasus positif seluruhnya menjadi 11.961 kasus

Sebelumnya, Wali Kota Bogor, Bima Arya mengatakan, penularan COVID-19 di wilayahnya masih didominasi dari klaster keluarga dan klaster luar kota.

“Artinya, warga yang memiliki mobilitas ke luar kota atau masuk ke Kota Bogor, dapat menulari keluarga dan membuat kasus klaster keluarga meningkat, sehingga kuncinya menekan mobilitas warga,” katanya beberapa waktu yang lalu.

Baca Juga:  Jabar Siaga 1 Covid-19, Ridwan Kamil Soroti Daerah-Daerah Ini

Menurut Bima Arya, orang berusia lanjut atau lansia berusia 70 tahun ke atas, umumnya adalah orang-orang yang pergaulannya hanya di di rumah dan lingkungan sekitarnya.

“Kalau mereka tertular COVID-19, maka ada anggota keluarga atau pendatang yang memiliki mobilitas keluar kota atau dari luar kota yang kemungkinan besar menularkannya,” katanya. (Red).