Benarkah Kopi Jawa Bermula Dari Politik Tanam Paksa Belanda?

JABARNEWS | BANDUNG – Seorang Peneliti dan Sejarawan asal Purwakarta, Ahmad Said Widodo menyebut bahwa kopi yang berada di daerah Jawa asal-muasalnya dibawa oleh Belanda ke Indonesia khususnya di daerah Jawa.

“Kopi di Indonesia itu awalnya dibawa oleh seorang kapten laut jaman VOC yang bernama Adrian Van Omelen, itu langsung dari malabar. Dan tidak aneh kalau di wilayah Pangalengan, Kabupaten Bandung itu ada namanya Gunung Malabar atau perkebunan teh, perkebunan kopi Malabar,” kata Ahmad Said Widodo dalam Program Redaksi Bertanya, JMN Channel, dikutip Senin (1/3/2021).

“Jadi kopi itu pertama datang ke Indonesia pada tahun 1696, nah ditanamlah di Cianjur. Waktu itu Bupati Cianjur saat itu Raden Arya Wiratanu Datar Ketiga, itu bisa menghafalkan, awalnya sedikit tidak seberapa hanya empat kuintal,” tambah Said.

Baca Juga:  Gagal Dijeput Paksa KPK, Kemana Mardani Maming?

Said mengatakan, kopi yang ditanam di Wilayah Cianjur pada waktu itu, bisa memanen kopi dengan angka yang sangat fantastis. Dari hasil panen kopi di Cianjur tersebut diekspor ke luar negeri sebanyak 120.000 ton.



“Sehingga orang menyebutnya Java Coffee. Sampai hari ini di Amerika itu tidak jajakan ‘do you want Coffee Java?’ makannya tidak aneh ada bahasa Jawa di Komputer,” terang Said.

Di Indonesia sendiri kopi yang telah dipanen di tanah Jawa itu kata Said, disebarkan sampai ke Sumatera, di sekitar Deli, Pematang Siantar itu dari Jawa asal usul bibit kopinya.

Baca Juga:  Polres Cirebon Kota Bagi-bagi Kolak

Selain itu Said juga menerangkan, spesies kopi awalnya dikenal ada 124 spesies. Namun, di kemudian hari Spesies kopi itu bertambah jadi 439 spesies. Yang Ada di Indonesia sendiri hanya empat spesies, diantaranya; Kopi Arabika, Kopi Robusta, Kopi Liberika dan Kopi Ekselsa.

“Nah masing-masing punya keunikan sendiri, cuma pangsa pasarnya untuk arabika itu 60 sampai 70 persen, yang lain tuh hanya sekedar saja,” terang Said Widodo.

Baca Juga:  Tim Wasev TNI AD Tinjau Program TMMD

Politik Tanam Paksa Kopi Jawa

Said Widodo juga menerangkan, Politik tanam paksa kopi dilakukan oleh Belanda terhadap Petani Indonesia mulai dari 1830 sampai 1917 karena pada waktu itu tanaman kopi dianggap paling berharga.

“Itu yang disebut kultur stelsel. Nah lucunya dan juga anehnya ataupun sedihnya, tanam paksa kopi itu sampai 1917 karena kopi dianggap paling berharga, itu orang Eropa mengaku kopi Jawa Enak,” terangnya.

“Padahal mungkin yang ditanam sudah bukan di Jawa lagi, tapi ada yang di Sumatera tapi orang taunya Jawa saja. Sejak abad 18 itu sudah dikenal dengan Kopi Jawa,” pungkasnya. (Red)