Jabar Krisis Petani, Komisi II DPRD: Harus Ada Regenerasi dan Keberpihakan

JABARNEWS | BANDUNG – Anggota Komisi II DPRD Jawa Barat Edi Rusyandi mengatakan, saat ini sudah sangat langka kalangan muda yang berminat terjun di bidang pertanian. Menurutnya, alih generasi petani belum berjalan dan masih didominasi kalangan tua.

“Jika dibiarkan, kita akan mengalami krisis regenerasi petani. Karena petani yang ada sudah tidak produktif lagi. Tentu saja ini sangat memprihatinkan. Padahal negara kita dikenal dengan corak dan karakter agraris,” kata Edi Rusyandi di sela sela kunjungannya di Kelompok Sinar Hati Pasir Pogor, Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat, seperti dalam keterangan tertulisnya, Senin (1/3/2021).

Fenomena ini, lanjut Sekretaris Fraksi Partai Golkar ini, harus menjadi perhatian para stakeholder pertanian, baik di pusat maupun daerah. Jika dibiarkan, akan menjadi ancaman bagi ketersediaan pangan di tengah laju pertumbuhan penduduk negara Indonesia.

Baca Juga:  Tiga Residivis Ditembak Karena Nekat Curi Motor Anggota Polisi

“Ada kesan seolah menjadi petani itu profesi rendahan, kasar, dan tidak menjanjikan kesejahteraan. Itu telah menjadi mindset di kalangan petani sendiri,” tutur Wakil Ketua GP Ansor Jabar ini.

Dalam menghadapi tantangan ini, Edi Rusyandi mengungkapkan bahwa harus ada program regenerasi petani yang terpadu dan komprehensif diiringi strategi yang tepat agar generasi baru mau terjun di bidang pertanian.

“Kuncinya harus ada komitmen dan keberpihakan untuk memajukan dunia pertanian dan meningkatkan derajat kaum tani secara komprehensif. Jangan sepotong sepotong. Dirumuskan peta jalannya seperti apa untuk jangka pendek, menengah, dan jangka panjangnya. Termasuk membereskan permasalahannya hari ini dari hulu sampai hilir”, ungkapnya.

Baca Juga:  Berikut Nama Aktor terkenal, Pemeran Film The Host

Legislator asal Kabupaten Bandung Barat ini menjelaskan, dalam upaya regenerasi petani harus menjadikan bidang pertanian menjadi hal yang menarik dan membudaya dikalangan generasi muda kita.

“Yaitu mendekatkan pertanian dengan passion anak muda masa kini berbasis teknologi digital. Menggalakan pelatihan berbasis smart farming, Memfasilitasi inovasi baru, memberikan insentif bagi petani milenial, akses permodalan dan pasar yang mudah,” jelasnya.

Selain itu, Edi menyampaikan, sangat penting untuk mengembalikan dunia pertanian sebagai bagian tradisi dan budaya masyarakat dengan jalan mengintegrasikan bidang pertanian dalam dunia pendidikan pada setiap jenjang pendidikan.

Baca Juga:  Ini Alasan Febri Tak Main Lawan PSMS

“Tidak kemudian suguhannya semata profesi dan keuntungan finansial. Tapi lebih dari itu mendudukan kembali pertanian sebagai tradisi dalam kerja membangun peradaban. Diharapkan lahir generasi baru petani yang produktif dan berkualitas sesuai dengan tantangan zaman,” ujarnya.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar telah menggulirkan Program Petani Milenial merekrut 5 ribu petani muda dengan disedikan lahan dan diberi suntikan modal untuk ditempatkan di desa-desa di Jabar untuk bertani. Rencananya, program ini akan dimulai pada pertengahan maret ini. (RNU)