Rentetan Civil War Di Demokrat Dan Siapa Saja Yang Dipecat

JABARNEWS | JAKARTA – Untuk mengakhiri konflik internal yang terjadi dalam tubuh Partai Demokrat, DPP Partai Demokrat akhirnya memecat sebanyak tujuh orang kader Partai yang dinilai adanya Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK PD) atau kudeta Ketua Umum (Ketum) PD Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Dari ketujuh orang Kader Partai Demokrat yang dipecat itu diketahui bernama: Darmizal, Yus Sudarso, Tri Yulianto, Jhoni Allen Marbun, Syofwatillah Mohzaib dan Ahmad Yahya. Serta satu lagi Marzuki Alie atas pelanggaran etika.

Pemecatan ketujuh kader Partai Demokrat dinilai merupakan sesuatu yang kontraproduktif dengan upaya melakukan demokratisasi di partai politik dalam hal ini Partai Demokrat.

“Nah, dari berbagai alasan dikemukakan, harusnya ada komunikasi terlebih dahulu dalam konteks upaya untuk mencari titik temu di masalah internal Partai Demokrat itu bisa dilaksanakan,” kata Pengamat politik dari Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung, Idil Akbar, Sabtu (27/2/2021).

Baca Juga:  Persib Bandung Tingkatkan Intensitas Latihan

“Harus dipikirkan betul bahwa pemecatan itu akan punya dampak negatif terhadap Demokrat sendiri dan masyarakat tentu saja akan melihat bahwa Demokrat akan kelihatan oligarkismenya juga otoritanismenya, terutama dari ketergantungan Dewan Pembina yang memberikan keputusan seperti itu,” tambahnya.

Melihat hal tersebut, Idil Akbar menilai pemecatan tujuh kader Partai Demokrat itu tidak akan menyelesaikan masalah. Hal itu akan memberikan dampak negatif, menjadi bumerang bagi Partai Demokrat dan nantinya itu bisa berpengaruh terhadap elektabilitas di 2024. Sebab, mereka yang terdepak bisa saja mengajak kader lain dan mengatakan bahwa Demokrat tidak layak untuk dipilih.

“Tentu saja akan memberikan pengaruh negatif pada elektabilitas Demokrat. Jelas akan memperuncing dan upaya terhadap KLB apakah kemudian berhenti juga tidak, ini justru akan menjadi cambuk bagi kader-kader lain, terutama politisi senior Demokrat yang gerah dengan kepengurusan seperti ini, mereka akan menggebu-gebukan upaya untuk KLB. Itu yang perlu dipikirkan oleh Partai Demokrat,” katanya.

Baca Juga:  Duh! PT KCIC Diduga Tidak Patuhi SOP

Terpisah dari itu, Pengurus DPP Partai Demokrat Andi Arief menyebut para mantan kader yang dipecat kini mengubah taktiknya dengan berupaya merusak dan mengerdilkan partai. Andi Arief menilai, mereka masih sakit hati.

“Mungkin ada yang tersinggung, ada yang tidak terima karena memang dipecat oleh sebuah partai kita bergabung itu menyakitkan, tapi ya itu kan buah dari tindak-tanduk, buah dari perlakuannya terhadap partai yang sudah tidak bisa ditolerir,” kata Andi, Senin (1/3/2021).

Menurut Andi, pemecatan tujuh kader tersebut harus bisa menjadi pelajaran bagi seluruh kader Demokrat. Ia juga meminta seluruh kader untuk tetap bersiap menghadapi serangan-serangan dari para mantan kader itu.

Baca Juga:  Pencak Silat Sebagai Warisan Nenek Moyang, Ini Sejarahnya

“Kita lawan, kita hadapi dengan cerdik, cerdas, dan kita tidak boleh menyerah dengan ini. Ini bukan persoalan Ketum dengan para pemberontak, tapi masalah kita bersama,” ujar Andi.

Lebih lanjut, menurut Andi, dugaan kudeta Partai Demokrat ini sebetulnya sudah terendus sejak lama. Pasalnya, ia mengklaim bahwa pihak-pihak yang ingin mengkudeta itu adalah orang yang sama.

“Sudah kita duga sejak lama akan muncul, karena orangnya sama. Kita belum sempat melakukan tindakan tegas kepada mereka di 15-20 tahun sebelumnya, karena ketua majelis tinggi kita, Pak SBY sangat sayang sama kadernya, ingin menyatukan. Tapi ternyata sekarang sudah tidak bisa disatukan lagi, sudah sangat berbeda, karena tujuannya juga sudah sangat berbeda. Karena menggunakan pihak luar untuk mengambil partai ini, perbuatan yang sangat tercela,” tutur dia. (Red)