Bima Arya Tak Bisa Ikut Vaksinasi Tahap Kedua Di Bogor, Ini Alasannya

JABARNEWS | BOGOR – Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto batal menjalani suntik Vaksin Covid-19 tahap kedua yang dilaksanakan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor di Gedung Puri Begawan, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Senin (1/3/2021).

Alasan Bima Arya tidak bisa mengikuti penyuntikan Vaksin tahap kedua ini yaitu; Pertama, Bima yang sempat positif Covid-19 pada awal pandemi tahun 2020 itu mengaku sebelum menerima vaksin, dirinya sempat berkonsultasi dengan tenaga medis.

“Jadi saya konsultasi ke dokter dan dokter menyarankan cek secara keseluruhan, salah satu yang dicek tingkat imunitas, atau antibodi saya,” katanya.

Dijelaskannya, dari hasil tes kuantitatif serologi menggunakan immunoassay untuk menentukan nilai kuantitatif titer antibodi terhadap protein Spike-Receptor Binding Domain (S-RBD) Covid-19 dalam darah manusia.

Baca Juga:  Sah! MTQ Ke-17 Sergai di Mesjid Agung, Peserta Wajib Rapid Test

“Secara kuantitatif menunjukan angka 197,9, dan saya mendiskusikan angka ini pada dokter spesialis, dan berkonsultasi ke Kementerian Kesehatan. Semuanya menyarankan karena titer ini masih tinggi, jadi belum diperlukan vaksin,” paparnya.

Jatah yang seharusnya digunakan untuk dirinya kata Bima Arya, akan diberikan kepada calon penerima vaksin yang lebih membutuhkan.

“Tapi bagi yang memang diketahui titernya selama 3 bulan sudah turun, perlu di boost lagi,” kata dia.

Bima Arya juga menyebut, kondisi setiap penyintas Covid-19 berbeda-beda setiap orang. Ia juga mengaku mempelajari istilah baru tersebut selama sepekan terakhir.

Baca Juga:  Inilah 5 Aplikasi Yang Paling Cocok Buat Bisnis Laundry

“Ada yang 3 bulan hilang, 2 bulan hilang, dan ada 6 hingga 8 bulan hingga genap satu tahun menjadi penyintas, ternyata angkanya masih tinggi,” katanya.

Kendati demikian, vaksinasi Covid-19 bisa saja diberikan kepada penyintas karena tidak ada efek sampingnya. Akan tetapi, kata dia, bagi yang sudah tahu angka titernya tinggi tak masalah jika tidak divaksin.

“Boleh divaksin, tapi mubazir Karena kalau di vaksin titernya naik lagi. Lebih baik dipake dulu buat yang lain,” katanya.

Bima menghimbau bagi yang sudah mendapatkan vaksin harus tetap menerapkan protokol kesehatan, karena tak menutup kemungkinan bisa terpapar lagi.

Baca Juga:  Kode Redeem CODM 30 Juli 2022, Dapatkan Loot Crate Gratis

“Saya tetap berhati-hati, demikian juga seperti analogi orang yang sudah divaksin, tidak menutup kemungkinan terpapar tapi recoverynya cepat,” katanya.

“Saya minta ke Dinkes, jatahnya saya, diberikan kepada yang membutuhkan,” katanya.

Pantauan Radar Bogor, sejumlah ASN terlihat mengikuti vaksinasi tahap ke dua, diantaranya Kepala Dinas Pendidikan Hanafi, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Chusnul Rozaki, Dinas Komunikasi dan Informasi Rahmat Hidayat, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub), Eko Prabowo, hingga sejumlah wakil rakyat terlihat mengikuti program vaksin Covid-19. (Red)