Ternyata Seperti Ini, Kerja Bawaslu Jabar di Tahun Tanpa Pemilu, Simak!

JABARNEWS | BANDUNG – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Jawa Barat sebagai lembaga penyelenggara Pemilihan Umum (Pemilu) mempunyai tugas, wewenang, dan kewajiban dalam hal pengawasan. Tugas, wewenang, dan kewajiban tersebut telah diatur dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.

Salah satu contoh tugas, wewenang, dan kewajiban tesebut ialah seperti menyusun standar tata laksanan pengawasan penyelenggaraan Pemilu untuk pengawas Pemilu di setiap tingkatan, mencegah terjadinya money politic, mengevaluasi pengawasan Pemilu, dan lain sebagainya.

Namun pertanyaan nya, program kerja apa yang dilakukan oleh Bawaslu Jabar di tahun 2021 ini tanpa adanya Pemilu?

Loly Suhenti Komisioner Bawaslu Jabar Bidang Hubungan Masyarakat dan Antar Lembaga menyebutkan bahwa di tahun 2021 ini ialah era menanam. Karena menurutnya, tugas lain dari Bawaslu ialah berusaha untuk mendorong kepada masyarakat mengenai pemahaman partisipatif Pemilu.

“Karena memang pemahaman kami itu yang namanya sprit, perspektif, pengawasan partisipatif itu bukan hanya instan yang bisa diubah, justru karena tidak ada Pilkada dan Pemilu, maka ini kesempatan emas menyamai perpektif pengawasan parsitipatif,” kata Loly memberikan keterangan kepada Jabar News, Kamis (4/3/2021).

Baca Juga:  Ratusan Ambasador akan Dikontrak Untuk Promosikan Tempat Wisata di Jabar

“Melalui apa? banyak, misalnya melalui sekolah-sekolah, lalu perguruan tinggi, itu coba dimasukkin. Termasuk lembaga, ormas-ormas, dan okp-okp, ya, kita dorong. Karena ini era menanam, nanti, kan, menuainya jelang Pilkada atau Pemilu,” lanjutnya.

Untuk program orientasinya, Bawaslu Jabar memiliki dua program di tahun 2021. Kedua program orientasi itu ialah capacity building pada eksternal dan internal Bawaslu itu sendiri. 

Program pertama ialah orientasi peningkatan kapasitas ditingkatan internal Bawaslu, baik itu Provinsi, Kabupaten, dan Kota. Hal ini bentuknya beragam, bentuknya bisa dengan berbagai program untuk peningkatan kapasitas.

“Misalnya, kalau humas itu bikin program khusus peningkatan kapasitas menulis untuk tingkatan (Bawaslu) Kabupaten/Kota. Lalu SDM juga bikin program melalui safari diskusi,” jelas Loly.

“Jadi, di internal itu untuk penguatan kapasitas,” lanjutnya.

Sementara untuk eksternal, fokus Bawaslu Jabar ialah memperluas dan memperkuat pada pengawasan partisipatif. Bawaslu Jabar akan terus mendorong agar pengawasan partisipatif ini bisa tersosialisasikan kepada masyarakat di tahun tanpa Pemilu ini.

Baca Juga:  Angka DBD Naik, 5 Hal yang Harus Dilakukan

“Jadi, kalau kemarin perihal partisipatif ini orang tahunya menjelang Pemilu, menjelang Pilkada kita bikin sekolah kader pengawas partisipatif. Nah, sekarang, disaat tidak ada Pilkada dan Pemilu, kita tetap konsisten mendorong itu,” jelas Loly.

Loly juga menyebutkan bahwa Bawaslu Jabar beberapa waktu kebelakang mendapatkan penghargaan pada keterbukaan informasi publik terbaik dari Komisi Informasi dan Internal Bawaslu RI. Ia menyebutkan bahwa penghargaan itu diraih dengan dua aspek.

Diantara dua aspek itu ialah dari aspek konsistensi dan komitmen Bawaslu Jabar sebagai lembaga penyelenggara Pemilu untuk menyampaikan informasi sebaik-baiknya. Baik itu informasi yang tersedia setiap saat, informasi secara berkala, dan bahkan informasi yang dikecualikan.

“Informasi yang dikecualikan itu harus disampaikan ke publik, mana aja yang boleh, mana aja yang tidak boleh. Nah, konsiostensi dan komitmen ini yang kemudian diukur oleh Komsi Informasi,” jelas Loly.

Loly menegaskan bahwa konsistensi dan komitmen itu bisa diuji dari berbagai hal. Misalnya bisa dilihat melalui website resmi Bawaslu Jabar, serta media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan Youtube.

Baca Juga:  Perayaan Imlek Taun Ini, Gus Yaqut Minta dengan Kesederhanaan dan Jalankan Prokes

“Tingkatan followers-nya jauh itu Instagram, ya, menembus angka 12,6 ribu. Twitter dia baru di angka dua ribuan, Facebook baru di angka seribuan, nah jadi gitu. Jadi memang ada followers atau yang jomplang banget. Ini bagi kami juga tantangan,” ungkapnya.

“Tapi menunjukan, satu misalnya bahwa Instagram itu kemudain mampu memberikan informasi walaupun singkat, tapi ternyata itu disukai terutama oleh teman-teman anak muda, misalnya, gitu ya. Karena kan setiap umurnya berbeda,” lanjut Loly.

Bawaslu Jabar juga sedang mencoba inovasi baru dengan menggarap podcast. Sementara yang gagap dalam media digital, Bawaslu Jabar juga mengeluarkan bulletin cetak bulanan.

“Nah, itu kita sampaikan juga. Seluruh kanal kita jajal, kita coba, kita dorong,” tandas Loly.

“Tetapi respon kalau dilihat dari followers, ya, memang Instagram yang tertinggi. Tapi berharap ya, kedepan ini 2021 ini yang lainnya juga meningkat, gitu. Karena ini kan, soal kemampuan kita menjangkau berbagai lapisan masyarakat,” tutupnya. (Red)