JABARNEWS | BANDUNG - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Jawa Barat mengklaim bahwa Pilkada Jabar tahun 2020 berjalan sesuai harapan.
Komisioner Bawaslu Jabar Bidang Hubungan Masyarakat dan Antar Lembaga Loly Suhenti mengatakan, ada khawatiran pada Pilkada Jabar tahun 2020, yang pertama ialah soal klaster Pandemi Covid-19. Lalu yang kedua kekhawatiran dari berbagai tahapan proses seperti tidak ada yang sesuai dengan prosedur atau tidak sesuai dengan asas-asas luber-jurdil.
“Kalau dari proses yang (Pilkada Jabar) kemarin sesungguhnya kalau kekhawatiran klaster pilkada, ternyata tidak terjadi. Ini sebetulnya keberhasilan semua orang ya, baik itu penyelenggara, berarti sosialisasi ke masyarakat-nya baik,” kata saat dihubungi jabarnews.com, Kamis (4/3/2021).
“Termasuk publik, publik itu ternyata punya kesadaran untuk tetap hadir datang ke TPS, dengan menggunakan protokol kesehatan. Bisa jadi kan, sebenarnya karena ini jarang, tidak akan terjadi pada 10 atau 20 tahun lagi momentum politik ya, nyoblos di era Pandemi, orang akhirnya tetap malah tertarik,” lanjutnya.
Loly menjelaskan bahwa klaim tersebut berdasarkan data yang dihimpun oleh Bawaslu Jabar dari 8 Kota/Kabupaten yang melaksanakan Pilkada. Diketahui, angka partisipasi pemilihnya naik.
Halaman selanjutnya 1 2 3
Komisioner Bawaslu Jabar Bidang Hubungan Masyarakat dan Antar Lembaga Loly Suhenti mengatakan, ada khawatiran pada Pilkada Jabar tahun 2020, yang pertama ialah soal klaster Pandemi Covid-19. Lalu yang kedua kekhawatiran dari berbagai tahapan proses seperti tidak ada yang sesuai dengan prosedur atau tidak sesuai dengan asas-asas luber-jurdil.
Baca Juga:
Gempar! Warga Kaget Temukan Hewan Mirip Dajjal di Purwakarta
Duh! Atalia Praratya Positif Corona
“Kalau dari proses yang (Pilkada Jabar) kemarin sesungguhnya kalau kekhawatiran klaster pilkada, ternyata tidak terjadi. Ini sebetulnya keberhasilan semua orang ya, baik itu penyelenggara, berarti sosialisasi ke masyarakat-nya baik,” kata saat dihubungi jabarnews.com, Kamis (4/3/2021).
“Termasuk publik, publik itu ternyata punya kesadaran untuk tetap hadir datang ke TPS, dengan menggunakan protokol kesehatan. Bisa jadi kan, sebenarnya karena ini jarang, tidak akan terjadi pada 10 atau 20 tahun lagi momentum politik ya, nyoblos di era Pandemi, orang akhirnya tetap malah tertarik,” lanjutnya.
Loly menjelaskan bahwa klaim tersebut berdasarkan data yang dihimpun oleh Bawaslu Jabar dari 8 Kota/Kabupaten yang melaksanakan Pilkada. Diketahui, angka partisipasi pemilihnya naik.
Halaman selanjutnya 1 2 3