Perhutani Ungkap Penyebab Ribuan Hektare Tanah di Indramayu Alami Kritis

JABARNEWS I INDRAMAYU – Administratur Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Perhutani Indramayu, Asep Saepudin, menyebutkan seluas 5.000 hektare lahan di areal Perhutani Indramayu, Jawa Barat, dalam kondisi kritis.

Adapun lahan kritis itu tersebar di sejumlah lokasi. Seperti di Sanca, Haurgeulis dan Cikawung. Selama ini, kata dia, Perhutani Indramayu bekerja sama dengan masyarakat untuk melakukan tumpang sari di atas lahan kayu putih dan jati.

Baca Juga:  Polres Bandung Bongkar Peredaran Narkoba Di Lapas Jelekong

Dalam kerja sama itu, masyarakat memiliki kewajiban memelihara tanaman pokok. Namun, dalam beberapa kejadian, masyarakat justru mengabaikan pemeliharaan terhadap tanaman pokoknya. Akibatnya, terjadi banyak kematian pada tanaman pokok.

“Penyebab lahan kritis lainnya akibat kebakaran hutan yang memang hampir tiap tahun terjadi,” kata Asep, dilansir dari Rpublika, Kamis (11/3/2021).

Baca Juga:  Jaksa Agung: Jadi Jaksa Tidak Lagi Ikut Main-Main Proyek

Selain itu, lanjut Asep, illegal logging juga menyebabkan tegakan yang sudah ditanam di lapangan menjadi rusak. Kondisi tersebut turut menyumbang terjadinya lahan kritis.

“Untuk mengatasi lahan kritis, setiap tahun kami lakukan rehabilitasi sekitar 2.000 hektare,” ujar Asep.

Asep menambahkan, pihaknya juga melihat perkembangan di lapangan. Jika memang ada tanah kosong, maka akan dilakukan penanaman kembali.

Baca Juga:  Sengkarut Warisan, Pria Ini Nekad Bakar Rumah Paman Sendiri

Selain itu, upaya pemeliharaan juga dilakukan. Yakni, dengan penyulaman, babat jalur hingga pengamanan dari kegiatan kebakaran dan pencurian pohon.

Asep menyebutkan, secara keseluruhan, luas wilayah hutan yang berada dibawah pengelolaan Perhutani Indramayu ada sekitar 40.700 hektare. Lahan itu terdiri dari hutan lindung, tanaman jati serta kayu putih. (Red)