Kabupaten Purwakarta Mulai Persiapkan Belajar Tatap Muka

JABARNEWS | PURWAKARTA – Kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka di Purwakarta telah siap mulai penyiapan regulasi standar operasional prosedur (SOP), hingga ke modul pembelajaran dan fasilitas pendukung lainnya.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan Purwakarta, Purwanto, pada Jumat (12/3/2021).

Selain itu, Purwanto menyebut, semua tenaga pendidikan sudah mendapatkan vaksin hingga nanti Juni 2021.

Kelengkapan persiapan KBM tatap muka, lanjut Purwanto, sudah dipersiapkan sebelum adanya penundaan KBM tatap muka.

Baca Juga:  Diisukan Sebagai Pelakor, Ini Profil Nissa Sabyan

“Kemarin, kan, sudah dimulai vaksinasi ke tenaga pendidikan mulai guru, tata usaha, sampai penjaga sekolah. Jadi, ya, tinggal mantapkan pelaksanaannya,” ucapnya.

Menurut Purwanto, ada tiga kecamatan yang akan dilakukan ujicoba KBM tatap muka, yakni Kecamatan Maniis, Kecamatan Sukasari, dan Kecamatan Kiarapedes.

Kemungkinan, Purwanto menyebut Juni 2021 bisa bertambah jumlah wilayahnya tergantung hasil evaluasi.

“Kecamatan kota sudah siap juga, kok, gelar KBM tatap muka. Tapi, kembali ke kepala daerah apakah diizinkan atau tidak. Bisa saja rekomendasi pelaksanaan tatap muka parsial sifatnya alias tidak semua wilayah,” beber Purwanto.

Baca Juga:  Rumah Belanda Maribaya Jadi Wisata Selfie Kekinian di Lembang

Terpisah, Anggota DPR RI Komisi X, Syaiful Huda mengatakan KBM tatap muka sebenarnya sudah diperbolehkan baik di luar zona hijau.

Menurutnya, semua itu tergantung pada inisiatif dari pemerintah daerahnya masing-masing dan Satgas Covidnya, serta orang tua siswa.

“Jika semua sudah setuju ya maka jalan. Saya, sih, mendorong untuk secepatnya sekolah dibuka lagi. Karena, anak-anak seperti tidak belajar atau lost learning sehingga harus diakui pembelajaran jarak jauh itu efektifnya hanya 30 persen,” beber Politisi Partai Kebangkitan Bangsa, saat di Purwakarta beberapa waktu lalu.

Baca Juga:  Meski Nutrisinya Banyak, Ati Ayam Ternyata Berbahaya Bagi Ibu Hamil

Ia menegaskan, hasil evaluasi PJJ itu hanya efektif 30 persen saja, tidak lebih.

“Jadi kalau ada yang mengklaim PJJ itu 50 sampai 70 persen itu gak terjadi sebenarnya. Efektif itu hanya 30 persen saja,” tegas Huda. (Gin)