BPKN Minta Rakyat Indonesia Dukung Vaksin Buatan Dalam Negeri

JABARNEWS | JAKARTA – Komisioner Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) Republik Indonesia Adrianus Garu meminta rakyat Indonesia mendukung pemerintah agar serius mengembangkan vaksin produksi dalam negeri.

Diketahui, saat ini ada dua vaksin yang sedang dikembangkan oleh anak-anak bangsa Indonesia yakni Vaksin Nusantara dan Vaksin Merah Putih.

“Mari kita dukung Presiden Joko Widodo untuk tetap mengembangkan dua vaksin buatan anak bangsa, walau ada suara penolakan dari segelintir orang,” ujar pria yang akrab disapa Andre ini kepada wartawan di Jakarta, Rabu (17/3/2021).

Mantan anggota DPD RI itu mengatakan, saat ini ada suara sumbang yang mengkritik dua vaksin buatan dalam negeri. Para pengkritik itu adalah komplotan mafia impor yang terganggu bisnisnya ketika bangsa ini berhasil mengembangkan vaksin sendiri.

Baca Juga:  Kabupaten Purwakarta Butuh TPSS yang Layak

Andre pun meminta Presiden Joko Widodo bersikap tegas demi rakyat dan bangsa Indonesia. Presiden jangan takut memberantas mafia-mafia itu sesuai janjinya demi membangkitkan kembali kejayaan produk-produk dalam negeri.

Andre juga meminta Presiden Jokowi untuk terus mengembangkan dan memaksimalkan pemakaian GeNose yang dibuat Universitas Gadjah Mada (UGM) dan menghentikan pembelian produk-produk luar negeri yang harganya sangat mahal dan mengeruk uang rakyat Indonesia.

“Apalagi di tengah situasi serba sulit seperti saat ini, para mafia impor malah menari di atas penderitaan rakyat Indonesia. Mereka telah mendapatkan keuntungan besar dengan menjual produk asing yang harganya sangat mahal. Sementara kita sendiri bisa menciptakan teknologi kesehatan tersebut dengan harga sangat murah,” katanya.

Baca Juga:  Kartu e-Toll Tiba-tiba Kadaluarsa Meski Saldo Cukup, Begini Cara Mengatasinya

Presiden Joko Widodo meminta warga untuk semakin mencintai barang-barang produksi dalam negeri. Saat ini, bangsa Indonesia sudah berhasil menciptakan alat pendeteksi corona yang bernama GeNose. Alat ini akan menggeser penggunaan rapid test yang dinilai sangat mahal.

Selain itu, bangsa ini juga sukses mengembangkan dua jenis vaksin corona yakni Vaksin Nusantara dan Vaksin Merah Putih. Sayang perjalanan Vaksin Merah Putih sangat lambat.

Eijkman Institute for Molecular Biology atau Lembaga Bio Molekuler (LBM) Eijkman yang dipercaya mengembangkan vaksin ini memprediksi selesai Desember 2021.

Baca Juga:  Polisi Amankan Lima Orang Diduga Penyebab Kelangkaan Gas LPG di Kota Banjar

Namun meleset, mundur lagi menjadi 2022. Itu berarti pemerintah harus menanggung beban impor vaksin Covid-19 merk lainnya.

Sementara Vaksin Nusantara prosesnya cukup maju. Vaksin Nusantara malah sudah pada uji klinis tahap dua. Ini kabar gembira, mengingat beban APBN 2020 semakin besar untuk membiayai vaksin dari luar negeri.

Anggaran Vaksin Covid-19 sekitar Rp 35,1 triliun, kemudian pada 2021 melonjak jadi Rp 74 triliun. Karena itu Andre menegaskan supaya vaksin dalam negeri perlu dikembangkan secepatnya.

“Sekaligus mengurangi ketergantungan vaksin impor, yang menguras APBN, juga membangun kemandirian produksi vaksin dan memutus mata rantai mafia,” tukasnya. (CR3)