Robert Alberts Beri Penjelasan Soal Selebrasi Anti-Rasialisme Pemain Persib

JABARNEWS | BANDUNG – Persib Bandung melakukan selebrasi unik setelah mereka berhasil mencetak gol ke gawang Bali United pada laga perdana di Grup D Piala Menpora 2021, Rabu lalu (24/3/2021). Saat itu, pemain Persib yang mencetak gol, Frets Butuan berselebrasi anti-rasialisme usai mencetak gol.

Bermain di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, Persib dan Bali United sama kuat dengan pertandingan yang berakhir imbang 1-1. Satu gol Bali United dicetak oleh William Pacheco di menit 52, sementara Persib membalas melalui gol Frets Butuan di menit 88.

Pelatih Persib, Robert Rene Alberts pun menjelaskan terkait selebrasi anti-rasisme yang ditunjukkan oleh Frets Butuan. Frets sendiri menunjukkan gestur berlutut sembari mengacungkan kepalan tangan ke atas sebagai tanda anti-rasialisme.

Baca Juga:  Doni Monardo: Vaksin Tahap Ketiga Tiba di Tanah Air, 3M Jangan Kendor

Robert menyebut, tindakan yang dilakukan Frets bukanlah selebrasi bagi pemain itu sendiri. Selebrasi anti-rasialisme tersebut sebagai wakil dari keseluruhan tim Persib dalam memerangi rasialisme di sepak bola, utamanya di Indonesia.

Lebih lagi, sebelum pertandingan, Persib diminta untuk tidak berselebrasi dengan para pemain saling berpelukan berkaitan dengan situasi Covid-19. Untuk itu, para pemain pun mencoba untuk menciptakan selebrasinya sendiri.

“Itu bukan hanya selebrasi Frets, melainkan selebrasi gol tim Persib. Sebelum pertandingan kemarin, kami mendapat imbauan dari OC (Organizing Committee) untuk tidak melakukan selebrasi gol dengan saling berpelukan karena situasi Covid-19,” kata Robert Alberts di Yogyakarta pada Kamis (25/3/2021).

Baca Juga:  Tidak Pakai Masker, ASN Purwakarta Akan Dikenakan Sanksi

“Turnamen ini digelar untuk mendapat izin dari polisi agar bisa menggelar liga. Jadi kami bahas soal regulasi ini dengan tim, untuk mengikuti aturan itu dan jangan ada selebrasi dengan berpelukan,” tambahnya.

Lebih lanjut, Robert mengatakan Persib memang memerangi rasialisme yang terjadi di sepak bola Indonesia. Lebih lagi, baru-baru ini terjadi tindakan rasialisme kepada pemain PSM Makassar, Patrich Wanggai dari oknum suporter melalui sosial media pribadinya.

Baca Juga:  Lagi, Kasus Postif Covid-19 di Ciamis Jadi 6 Orang

“Disaat yang sama, ada kejadian soal perundungan di sosial media berkaitan dengan rasisme, yang menurut kami sangat lah buruk dan tidak perlu terjadi. Kami juga membahas soal ini dan mengajukan kepada semua pemain, untuk merayakan gol secara terpisah pisah, mengikuti aturan turnamen, tapi tetap dengan sukacita dan disaat yang sama menunjukkan bahwa kami juga menentang rasisme,” papar Robert.

“Ini cara baru Persib merayakan gol, masih bersama-sama tapi kami membentuk lingkaran dengan salah satu pencetak gol duduk di satu titik dan meneriakkan menang bersama.” pungkasnya. (CR2)