Butuh Bantuan, Rumah Janda di Purwakarta Rata Dengan Tanah Disapu Angin Kencang

JABARNEWS | PURWAKARTA – Lengkap sudah penderitaan Nengsih (38), janda miskin yang tinggal di kampung Jamaras, Desa Cisarua, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta. Hujan deras disertai angin kencang meratakan gubuk usang yang ditempatinya selama lebih dari 10 tahun.

Peristiwa yang terjadi kurang lebih sudah terjadi selama sepekan itu, hingga saat ini belum mendapat bantuan apapun dari pemerintah, termasuk bantuan rumah tidak layak huni (RTLH).

Nengsih menjelaskan, malam saat kejadian di daerah tersebut sedang dilanda hujan cukup deras. Namun, karena kondisi bangunan rumahnya sudah lapuk, tiba-tiba ketika dia bersama anaknya sedang tidur terdengar suara kayu dan tembok yang retak. Tak lama, dia bersama anaknya segera bangun dan keluar rumah.

“Rumah saya memang sudah reyot dan seadanya. Jadi, ketika hujan datang kami pun merasa takut kalau rumahnya akan roboh. Waktu rumah saya roboh, saya sama anak lagi tidur. Enggak lama kami keluar dan tak lama rumah kami roboh. Tapi, untungnya kami sudah keluar, kalau enggak, mungkin saya sama anak sudah meninggal tertimpa,” tutur Nengsih yang bercerita ke Masyarakat Relawan Purwakarta (MRP), pada Sabtu (27/3/2021).

Baca Juga:  Polisi Tangkap Pelaku Kasus Penipuan Prekrutan Satpam di Karawang, Begini Modusnya

Pasca tempat tinggal yang selama ini dihuni bersama 5 anaknya tersebut roboh hingga rata dengan tanah membuat Nengsih bersam ke 5 anaknya terpaksa harus tinggal sementara di bangunan rangkai milik warga setempat yang berbelaskasihan terhadapnya.

Setelah suaminya meninggal sekitar 5 tahun lalu, Nengsih tak mempunyai penghasilan untuk menghidupi ke 5 anaknya tersebut.

Dengan kondisi serba kekuarangan Nengsih dan ke 5 anaknya hanya bisa makan jika ada bantuan dari para tetangga dan warga yang memberinya makanan.

Baca Juga:  Walkot Bandung Perbolehkan Warganya Salat Idul Fitri di Masjid dan Tempat Terbuka

“Saya gak punya penghasilan, makan aja kalau ada tetangga yang ngasih. Jadi jangankan buat perbaiki rumah,” ucapnya dengan raut wajah yang menunjukkan kesedihan mendalam.

Ningsih yang memiliki riwayat penyakit yang dideritanya selama 12 tahun, membuat dirinya harus melakukan kontrol ke puskesmas.

Kini ningsih dan ke 5 anaknya hanya berbekal belaskasihan dari para tetangga dan warga setempat untuk bertahan hidup setelah bangunan yang berada di tanah milik PJT II Jatiluhur yang ia tempati roboh karna usang dan sudah tak layak huni.

Ia berharap ada bantuan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta ataupun dermawan untuk memperbaiki rumah yang roboh.

“Saya hanya berharap bantuan dari pemerintah ataupun para dermawan, buat makan saja susah, gimana buat memperbaiki rumah. Untuk usaha saja saya sudah tidak punya,” tuturnya.

Baca Juga:  Dua Minibus Terlibat Kecelakaan di Tol Cipali, Begini Kronologisnya

Terpisah, Wakil Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Purwakarta, Ceceng Abdul Qodir menuturkan, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan dinas terkait, untuk dapat segera memberikan bantuan kepada Ningsih, agar memiliki tempat tinggal yang nyaman.

“Saya akan segera koordinasi dengan Dinsos P3A atau Kesra untuk koordinasi masalah bantuan awal terlebih dahulu. Artinya mau bagaimana caranya, agar orang itu nyaman dulu. Karena, jika untuk RLTH itu kan tidak bisa langsung, harus ada kajian dulu. Tidak bisa serta merta. Tapi, harus dicarikan solusi, kan ada dana tak terduga, nanti koordinasi,” singkat Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu. (Gin)