Bersiap! Pemasaran Kramik Plered Bakal Sasar Pasar Online

JABARNEWS | PURWAKARTA – Gegara virus corona atau Covid-19 yang mewabah hingga satu tahun sangat berdampak pada ekspor gerabah keramik Plered, Kabupaten Purwakarta. Pemasaran keramik yang berbahankan tanah liat yang merupakan Ikon Puwakarta tersebutpun lesu.

Menurut, salah seorang pelaku usaha keramik Plered, Kabupaten Purwakarta, Eman Sulaeman, dalam satu tahun terakhir ekspor menurun hingga 50 persen, meski sempat mengalami kenaikan akibat booming koleksi tanaman di era pandemi namun saat ini kembali lesu.

“Ketika dibuka PSBB orang beralih ke tanaman, tanaman itu otomatis memerlukan pot, pada saat itu ramai sekali pasar lokal. Sementara untuk ekspor belum karena memang tidak ada pameran di 2020 bahkan 2021,” tutur Eman, pada Selasa (30/3/2021).

Baca Juga:  Relawan Perubahan Kota Bandung dan Cimahi Deklarasi Dukung Anies Baswedan Jadi Calon Presiden

Jika dibandingkan sebelum ada virus corona, Eman mengaku biasanya pasar ekspor tumbuh sekitar 70 persen dan 30 pesen untuk pasar lokal.

Ia mengaku, pembatasan yang dilakukan dalam maupun luar negeri membuat langkah penjualan tertahan.

“Penjualan lebih condong melalui online namun syarat penjualan barang cukup ketat,” jelas dia.

Baca Juga:  SPN Sepakat Dukung Hasanah

Meski begitu, lanjut dia harus tetap bertahan walaupun tidak ada kepastian kapan kondisi normal kembali.

“Kita berinovasi untuk mendatangkan daya tarik para konsumen,” papar Eman.

Sebelumnya, Kepala UPTD Pengembangan Centra Keramik Plered, Mumun Maemunah mengatakan, saat ini perajin cukup kesulitan untuk melakukan ekspor lantaran ada sejumlah negara yang masih menutup akses sehingga membuat kebutuhan ekspor cenderung menurun.

“Dampak Covid Tahun 2020 jumlah ekspor hanya 4 Kontranier saja,” kata Mumun.

Dirinya pun mengatakan, bukan hanya ekspor, jumlah kunjungan ke UPTD Centra keramik juga turun drastis.

Baca Juga:  Tempat Wisata di Kabupaten Bandung Ditutup, Ini Kata GPK Jabar

“Pada 2019 jumlah pengunjung sebanyak 11.307 pengunjung, sementara di Tahun 2020 jumlah pengunjung hanya 1.345,” jelasnya.

Meski begitu, sambung dia, gerabah yang berbahankan tanah liat itu malah digandrungi masyarakat lokal utamanya jenis keramik hias seperti vas bunga.

“Saat ini banyak menyukai vas bunga di masa pandemi ini,” imbuhnya.

Diharapkan, pandemi Covid-19 ini segera berakhir sehingga para perajin gerabah keramik kembali disibukan dengan serbuan pesanan pasar luar daerah hingga mancanegara. (Gin)