TOD Kereta Cepat di Walini Dialihkan ke Padalarang? Ini Kata KCIC

JABARNEWS | BANDUNG BARAT – Rencana pembangunan Transit Oriented Development (TOD) kereta cepat Jakarta-Bandung di kawasan Walini, Kabupaten Bandung Barat tengah dievaluasi. 

Bahkan, saat ini muncul wacana pengalihan TOD kereta cepat dari kawasan Walini di Cikalongwetan ke daerah Padalarang, yang masih berada di Bandung Barat.

Berdasarkan informasi, Rabu (31/3/2021), wacana pemindahan TOD kereta cepat ke Padalarang itu mengemuka lantaran aksesibilitas dan prasarana pendukung di Padalarang sudah cukup baik. 

Baca Juga:  Analisis Peran Aktor-Aktor dalam Menengahi Konflik Rusia denga Ukraina

Pembangunan TOD kereta cepat itu direncanakan di sekitar Stasiun Padalarang, yang juga dekat dengan Pemkab Bandung Barat dan Kota Baru Parahyangan.

Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Mirza Soraya mengaku bahwa KCIC masih melakukan evaluasi pengadaan lahan serta perizinan. 

Wacana pembangunan TOD kereta cepat di sekitar Stasiun Padalarang, menurut Mirza Soraya, juga masih dalam proses kajian di internal.

Rencana TOD di Padalarang tersebut, terang dia, bertujuan untuk mencari alternatif agar kereta cepat bisa segera terintegrasi dengan moda transportasi lainnya. 

Baca Juga:  Kegigihan Besarkan PPKS Respati, Prestasi Pun Diraih

Hal tersebut dimaksudkan untuk mewujudkan kenyamanan dan kemudahan bermobilisasi bagi penumpang kereta cepat Jakarta Bandung.

“Rencana (pembangunan TOD di Padalarang) itu masih dalam proses kajian di internal. Namun, dikarenakan rencana itu masih dalam tahap kajian gabungan bersama ahli dan konsultan, kami belum dapat berkomentar lebih banyak,” kata dia.

Mirza Soraya menjelaskan, secara umum konsep TOD kereta cepat adalah kawasan yang terintegrasi dengan transportasi massal. 

Baca Juga:  Kode Redeem AOV 30 Juli 2022, Tukarkan Sekarang Juga!

Untuk saat ini, pengembangan TOD di stasiun-stasiun kereta cepat memiliki konsep pengembangan kota baru dan kawasan urban berintensitas tinggi yang terintegrasi dengan sistem transportasi massal.

“Konsepnya seperti itu, jadi nantinya mampu melayani kebutuhan masyarakat dalam satu kawasan sekaligus. Baik berupa kegiatan campuran hunian, komersil, retail, perkantoran, area hiburan dan sebagainya,” katanya. (Yoy)