Soal Penyerangan Mabes Polri, PSI Jabar Ajak Masyarakat Cegah Tindakan Terorisme

JABARNEWS | BANDUNG – Dewan Pimpinan Wilayah Partai Solidaritas Indonesia (DPW PSI) Jawa Barat angkat bicara soal tindak terorisme di Mabes Polri pada Rabu (31/3/2021).

Ketua DPW PSI Jabar Furqan AMC secara tegas menyatakan berdiri bersama Polri dan segenap jajarannya. PSI mendukung sepenuhnya tindakan tegas terukur terhadap pelaku serangan tersebut.

Serangan di dalam kompleks Mabes Polri bisa dibaca sebagai upaya menciptakan atmosphere ketakutan pada masyarakat umum.

“Pelaku teror mau menunjukkan bahwa mereka bisa mengancam siapa pun, di mana pun dan kapan pun,” kata Furqan di Bandung, Kamis (1/4/2021).

Baca Juga:  Petani Ikan di Purwakarta Ditemukan Tewas

Maka dari itu, PSI Jabar mengimbau semua pihak, khususnya kepada masyarakat sipil untuk meningkatkan kewaspadaan di lingkungan masing-masing. Segera laporkan pada pihak berwajib jika menemukan oran atau kegiatan yang tidak biasa di lingkungan sekitar.

Furqan mencontohkan kasus pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar terdeteksi jejaknya aktif dalam program indoktrinasi di sebuah komplek perumahan di Makassar.

Baca Juga:  Gegara Langgar Aturan PSBB Jakarta, 23 Usaha Ini Ditutup Satpol PP

“DPW PSI Jabar juga menyerukan agar seluruh elemen bangsa merapatkan barisan untuk mencegah berkembangnya situasi yang menguntungkan terorisme dalam bentuk apapun,” jelasnya.

Mengingat intoleransi merupakan awal dari setiap tindak terorisme, maka pemerintah harus sedini mungkin menindak tegas sesuai dengan aturan yang ada setiap tindak intoleransi bernuansa Sara.

“Jika wabah intoleransi dibiarkan merebak, maka akan jadi ladang subur tumbuhnya terorisme,” ungkapnya.

Baca Juga:  Pengumuman! Ini Lho Aturan Terbaru Penumpang KRL Saat New Normal

Furqan berharap, para pendidik di semua jenjang pendidikan juga memberikan edukasi untuk mencegah merebaknya terorisme terutama di kalangan generasi milenial maupun generasi Z.

“Miris rasanya mengetahui pelaku penyerangan di Mabes Polri adalah pemudi berusia 25 tahun. Begitu juga dengan pelaku bom gereja Katedral Makassar yang berusia 26 tahun, kelahiran tahun 1995,” tuturnya.

“Kerja Solidaritas Bersama segenap elemen masyarakat, aparat dan pemerintah adalah kunci untuk mencegah terorisme sedini mungkin,” tutupnya. (RNU)