Gus Abe Sebut Tindak Kekerasan Perusak Bangsa Harus Dibinasakan

JABARNEWS | JAKARTA – Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) Muhammad Abdullah Syukri, yang kerap disapa Gus Abe, menilai tindak kekerasan yang berupaya merusak persatuan bangsa harus dikutuk dan dibinasakan dari Tanah Air.

Hal tersebut disampaikannya, menyikapi terkait dalam beberapa hari terakhir ini Aksi teror di Indonesia kembali marak, dimulai dari peristiwa bom bunuh diri di depan Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), hingga penyerangangan aksi teror di Mabes Polri.

“Dalam beberapa hari belakangan, kita menghadapi aksi-aksi teror yang berusaha menciptakan situasi gaduh dan berupaya memecah-belah persatuan bangsa. Mulai dari peristiwa bom Gereja Katedral, Makassar hingga aksi teror di Mabes Polri,” ujar Gus Abe, Kamis (1/4/2021).

Baca Juga:  Waspada Human Trafficking, Jangan Terbuai Iming-iming Gaji Besar

Gus Abe, Gus Abe menilaiserangan terhadap Mabes Polri yang merupakan institusi negara pengayom masyarakat adalah bentuk tindakan tercela yang tak dapat dibenarkan.

”Negara kita adalah negara damai dan indah karena keberagaman. Jangan sampai keharmonisan dan persatuan negara dirusak dengan tindakan oknum yang tak bertanggung jawab,” ucapnya.

Selain itu, menurut Gus Abe, Islam selalu mengajarkan keharmonisan dan kedamaian. Siapapun oknum yang mengatasnamakan agama dan melakukan tindakan teror serta kekerasan sudah pasti bukan berasal dari ajaran Islam.

Islam ataupun agama lainnya, kata Gus Abe, dengan tegas melarang seseorang melakukan tindak kekerasan, apalagi melakukan aksi teror yang melukai banyak orang.

Baca Juga:  Terima Penghargaan Penanggulangan Bencana, Ini Kata Uu Ruzhanul Ulum

”Karena itu, saya menolak dan mengutuk keras segala bentuk tindakan teror dan kekerasan yang mengatasnamakan agama. Tindakan tersebut telah merusak kedamaian dan keharmonisan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” ujarnya.

Gus Abe juga mengajak pihak kepolisian dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk memperkuat upaya deradikalisasi melalui internalisasi nilai-nilai Pancasila di setiap perguruan tinggi.

“Meminta kepada para tokoh agama untuk terus meningkatkan pola pengajaran agama secara baik dan menekankan pentingnya beragama secara moderat dan Rahmatan Lil ‘Allamin,” katanya.

Sebab, maraknya tindakan terorisme yang terjadi dalam beberapa hari ini membuat masyarakat resah. Pencegahan tindakan teror tersebut harus diantisipasi melalui cara-cara deradikalisasi.

Baca Juga:  Polresta Cirebon Siagakan Posko Penanggulangan Bencana Alam di Wilayah Rawan

Upaya tersebut harus dimulai dari perguruan tinggi, apalagi beberapa peneliti mengatakan bahwa banyak anak muda yang dijaring dalam kelompok teroris melalui jejaring internet dan diiming-iming jalan pintas ke surga melalui bom bunuh diri.

”Kepada seluruh masyarakat umum, terkhusus kader PMII di Nusantara untuk bersama-sama menolak paham radikalisme dan melawan segala bentuk aksi terorisme dan tindakan kekerasan. Saya juga mengajak kepada semua pihak untuk mengutamakan keharmonisan dalam menyelesaikan permasalahan ini. Kita percayakan pada aparat kepolisian untuk mengungkap tuntas aksi teror yang dilakukan,” katanya. (Red)