Ciptakan Kota Sehat, Pemkot Bandung Optimis Bebas ODF 100 Persen

JABARNEWS | BANDUNG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung tetap konsen menciptakan kota sehat bebas ODF (Open Defecation Free) 100 persen. Di antaranya dengan melaksanakan berbagai kegiatan sosialisasi yang berfokus kepada mengubah perilaku masyarakat untuk tidak membuang air besar sembarangan.

Ketua Forum Bandung Sehat (FBS) Kota Bandung Siti Muntamah mengungkapkan, upaya sosialisasi terkait perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan suatu bentuk keseriusan Kota Bandung untuk menghadirkan lingkungan yang bersih dan sehat.

“Untuk itu wajib kepada seluruh masyarakat untuk memberikan dukungan, partisipasi, sekaligus melakukan penyadaran secara mandiri untuk memenuhi kriteria hadirnya kota sehat,” kata Siti di Balai Kota Bandung, Jumat (2/4/2021).

Baca Juga:  Kabar Baik, Kabupaten Indramayu Kini Sudah Masuk PPKM Level 2

Pemkot Bandung telah menertibkan bangunan liar di daerah bantaran sungai, serta mendorong setiap kewilayahan untuk menciptakan inovasi Bangkasep (Bangga Kagungan Septictank).

Di samping itu, terang Siti, dalam menciptakan kota sehat maka perlu dukungan dari sarana prasarana yaitu dengan menghadirkan 100 persen akses sanitasi yang layak. Artinya seluruh keluarga di Kota Bandung harus memiliki akses terhadap jamban sehat dan tidak menyalurkan pembuangan kotorannya ke sungai atau hutan.

Baca Juga:  Wisata Sungai Citumang Pangandaran, Surga Bagi Pecinta Body Rafting

“Maka kami akan berkolaborasi dengan semua pihak yang ada di kota Bandung, mulai dari dunia usaha seperti mall-mall, pusat-pusat perbelanjaan ditambah juga dengan jasa untuk ikut membantu melakukan intervensi sekaligus membangunkan sarana dan prasarana,” tuturnya.

Sehingga, meski saat ini akses sanitasi baru mencapai 69,01 persen, namun Siti yakin dengan semangat kolaborasi, inovasi dan gotong royong seluruh target akan tercapai.

Baca Juga:  Menhub: Jangan Berikan Kendaran Pada Anak Di Bawah Umur

Di tempat sama, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, dr Ahyani Raksanagara menyebutkan, untuk mempercepat mewujudkan kota bebas ODF, pihaknya telah melakukan perencanaan dan pemetaan wilayah dengan ODF tertinggi.

“Daerah mana yang harus digarap lebih cepat. Tapi kalau masalah hasil itu kita berproses,” jelasnya.

“Kita punya masalah ODF yang juga akan berdampak ke hal-hal lain seperti stunting dan juga ke yang lain. Jadi mari dukung sama-sama untuk menuju ODF 100 persen,” tutupnya. (RNU)