Cerita Iding, Pengusaha Dorokdok Kulit Asal Purwakarta

JABARNEWS | PURWAKARTA – Iding tak menyangka usaha camilan tradisional Dorokdok miliknya bisa sukses di pasaran. Adapun Dorokdok adalah kerupuk kulit khas Jawa Barat. Dinamakan demikian karena camilan ini memiliki tekstur yang renyah saat digigit.

Wirausahawan mikro itu memiliki industri rumahannya di Jalan Ipik Gandamanah Kelurahan Ciseureuh, Kecamatan Purwakarta, Kabupaten Purwakarta.

Bisnis yang ia beri nama PD Sinar Rahayu ini ternyata mampu membuka pintu rezeki bagi banyak orang dengan menyerap tenaga kerja yang tidak sedikit.

“Untuk proses produksi kerupuk kulit ada 20 orang. Kemudian proses pengemasan dan pemasaran ada 25 orang. Jadi keseluruhan karyawan untuk di Purwakarta ada 45 orang,” tutur Iding, Sabtu (3/4/2021).

Baca Juga:  Pasokan Oksigen ke RSUD Bayu Asih Purwakarta Menipis, Kini Cuma Cukup Dua Hari

Iding mengaku saat ini usahanya memiliki beberapa karyawan di cabang penggorengan di luar Purwakarta, di antaranya cabang penggorengan Cikampek 7 orang, Cianjur 12 orang, kemudian di Sagalaherang Subang ada 5 orang.

Ia juga tidak menampik ikut terdampak adanya wabah virus corona, namun beruntung cepat beradaptasi sehingga tetap bisa produksi kerupuk kulit di tengah masa pandemi ini.

Baca Juga:  Sidang Cerai Bupati Purwakarta Kembali ditunda, Ini Penyebabnya.

“Yah itu tadi penyesuaiannya membuka cabang di berbagai daerah, dan alhamdulilah mampu menyerap tenaga kerja juga,” bebernya.

Selain itu, ia menjelaskan proses demi proses pembuatan kerupuk kulit dimulai sejak awal bahan dasar kulit sapi datang, yakni sekitar pukul 04.00 dini hari.

“Kemudian, kulit-kulit masih segar tersebut dibersihkan dari bulu dan lemaknya,” ungkapnya

Setelah bersih, kata dia, lalu direbus dan dipotong-potong selanjutnya kulit dijemur. Semua proses dilakukan secara natural tanpa campuran bahan kimia.

Baca Juga:  Gara-gara Main Korek Api, Sebagian Rumah Terbakar

“Di musim hujan seperti saat ini menjadi kendala pada proses pengeringan, harus sistem oven, namun, konsekuensinya biaya produksi naik karena memerlukan bertabung-tabung gas elpiji sebagai bahan bakarnya. Karena yang namanya kerupuk kulit itu harus benar-benar dikeringkan. Apabila setengah kering bisa berlendir,” ucap dia.

Diketahui pemasaran selain di Purwakarta juga ke luar kota seperti Cianjur, Subang, Karawang, Sukabumi, Bogor, Garut, dan Bandung. Bahkan sudah ada pula yang sampai ke wilayah Sumatera. (Gin)