Wajib Coba, Ini Soto Legendaris Yang Ada di Purwakarta

JABARNEWS | PURWAKARTA – Sederet kuliner lezat dan khas, dimiliki Kabupaten Purwakarta yang sayang jika dilewatkan. Salah satunya yakni Soto Sadang Lama. Bagi warga sini pasti tidak asing lagi dengan kuliner yang satu ini.

Tempat makan yang berlokasi Jalan Raya Sadang atau tempatnya di bawah jembatan layang Sadang itu memiliki lima varian soto, yaitu soto daging, soto ayam, soto kaki sapi, soto babat dan soto campur.

Soto Sadang Lama sendiri mulai dikenal masyarakat sekitar 1977, dirintis oleh ibundanya bernama Siti Fatimah yang akrab disapa Ambu yang hanya mendirikan warung biasa berukuran kecil berdinding anyaman bambu (bilik) dan papan.

Berjalan waktu penjualan soto meningkat seiring dikenal masyarakat luas, kemudian mendirikan bangunan secara permanen sekaligus memberikan nama makanan ini Soto Sadang Lama.

Baca Juga:  Bambang Trihatmodjo Gugat Menteri Keuangan ke PTUN

“Penamaan sendiri diambil dari nama kampung berada di wilayah sini yaitu Sadang, jadilah namanya Soto Sadang Lama,” tutur pemilik Rumah Makan Soto Sadang Lama, Wawan Ernawan, pada Selasa, (6/4/2021).

Ia mengatakan, setelah memiliki nama dan dikenal masyarakat penjualan meningkat dari tahun ke tahun, karena waktu itu belum banyak yang berjualan.

Namun, setelah ada pembangunan jembatan layang penjualan menurun karena lokasinya tidak lagi seperti dulu berada di pinggir jalan, melainkan di bawah jembatan layang Sadang.

“Pelanggan tetap masih ada karena sudah dikenal oleh masyarakat walaupun lokasinya jadi terpojokan, namun ada penurunan penjualan. Puncak kejayaan Soto Sadang Lama ini terjadi pada era 80an hingga 90an,” beber Wawan.

Baca Juga:  Penyebab Sekring Motor Putus, Segera! Atasi Dengan Cara Ini

Untuk soal harga jangan khawatir, adapun harga satu porsi Soto Sadang Lama cukup terjangkau yaitu Rp35.000 belum termasuk nasi.

“Kuahnya ada bening ada juga santan. kalau bening lebih segar kalau mau gurih lebih ke santan,” ungkap

Dalam satu hari, Wawan mengaku mampu menghabiskan sekitar 50 porsi Soto Sadang Lama. Jumlah tersebut dapat meningkat di hari libur seperti Sabtu dan Minggu.

“Yah namanya juga jualan tidak menentu, 50 porsi ada di hari biasa, tapi hari libur menjadi andalan juga terkadang sama ramainya seperti hari biasa,” tutur Wawan.

Disinggung adanya pandemi Covid-19, Wawan juga mengaku sangat merasakan dampaknya. Jumlah penjualan turun drastis dibandingkan sebelumnya.

Baginya, kondisi ini merupakan pukulan kedua setelah era pembuatan jembatan layang Sadang yang membuat penghasilan usaha sotonya menurun.

Baca Juga:  Oh.. Ternyata Ini Kegunaanya Matahari Berada Tepat Diatas Ka'bah

“Pandemi Covid-19 di 2020 sangat membuat kami terpuruk. Tapi, kami mencoba bertahan hingga sekarang karena mengingat perjuangan orang tua yang begitu kuat merintis usaha ini,” ucap Wawan.

Meski meneruskan, namun Wawan mengaku tetap mempertahankan citarasa khas, warisan dari ibunda yang membedakan dari soto-soto tempat lain yaitu memakai bahan-bahan rempah.

“Alhamdulillah sekarang kami masih bertahan dan sudah ada di Gofood serta pelanggan tetap selalu ada datang. Kami juga sempat buka di Tol Cipularang KM 72 tetapi berhenti dahulu karena pandemi. Kedai Soto Sadang Lama beroperasi mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 21.00 WIB,” tutur Wawan yang merupakan anak ke 12 dari 14 bersaudara ini. (Gin)