Inspiratif! Anak Pedagang Bakso Tahu Ini Jadi Sarjana Terbaik Fakultas Hukum Unisba

JABARNEWS | BANDUNG – Jangan pernah malu dengan apa yang menjadi latar belakang orang tuamu. Jangan mudah menyerah dengan keadaan karena mimpi bisa dicapai dengan niat dan perjuangan.

Inilah yang menjadi kisah inspiratif Parhan Muntafa yang pada Sabtu (3/4/2021) dilantik menjadi sarjana Jurusan Ilmu Hukum dengan IPK 3,82 di Universitas Islam Bandung (Unisba).

Lahir dari keluarga pedagang bakso tahu, rupanya tak meredupkan semangat Parhan untuk dapat mengenyam bangku pendidikan hingga jenjang S1 dalam waktu tiga tahun setengah. Anak bungsu dari 4 bersaudara ini bercerita, latar belakang kedua orang tua yang hanya lulusan SD, mendorong dia untuk bisa bersekolah lebih tinggi dan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dari ayahnya.

“Saya ingin mengubah dan mengangkat derajat orang tua dengan cara belajar sungguh-sungguh dan lulus menjadi seorang sarjana. Mudah-mudahan lelahnya orang tua dalam membesarkan saya bisa terganti dan membawa saya ke pekerjaan yang lebih baik,” kata Parhan, Rabu (7/4/2021).

Baca Juga:  Kelalawar Situ Lengkong Panjalu Bawa Virus Corana? Ini Menurut PDHI

Selama kuliah, Parhan menghemat uang yang diberikan ayahnya dari hasil jualan bakso tahu. Untuk makan sehari-hari pun Parhan lebih memilih untuk membawa bekal makanan yang dimasak ibunya dari rumah.

Dalam seminggu Parhan biasa mendapatkan uang saku Rp70.000 untuk memenuhi kebutuhannya sebagai mahasiswa.

“Uang saku diberikan orang tua tujuh puluh ribu seminggu untuk jajan. Bensin kadang diberi kadang tidak, tergantung situasi keuangannya. Jika sedang tidak ada uang, biasanya saya lebih sering menghabiskan waktu di sekretariat Resimen Mahasiswa (Menwa) karena aktif organisasi juga di kampus,” ujarnya.

Untuk menambah uang saku, Parhan menyempatkan diri ikut membantu ayahnya berjualan keliling atau belanja ke pasar. Parhan mengaku, mendapatkan kesempatan untuk bisa berkuliah saja, sudah merupakan hal yang besar sehingga dia berkomitmen tidak ingin meminta uang untuk kebutuhan lain jika bukan dari hasil keringatnya sendiri.

Baca Juga:  Kasus Terkonfirmasi Positif Covid-19 di Purwakarta Masih Fluktuatif

Pengalaman ini akhirnya membulatkan tekad Parhan untuk mencari beasiswa agar bisa meringankan beban orang tua. Aktif dalam berorganisasi dan memiliki IPK yang tinggi, rupanya membuka jalan bagi Parhan untuk menjadi salah satu penerima beasiswa Pemkot Bandung.

Parhan berhasil mendapatkan beasiswa selama dua tahun sejak dia menginjak semester empat. Parhan bangga perjuangannya selama ini terbayar dengan menyandang status sarjana hukum.

Kini, dia berencana untuk melanjutkan studi S2 untuk meraih keinginannya sebagai dosen. Cita-cita itu dia impikan karena ingin menjadi inspirasi dan menularkan semangat bagi orang lain yang mungkin mengalami pengalaman serupa seperti Parhan.

Sementara itu, Ayah Parhan, Adepudin mengatakan, sudah menjadi kewajiban orang tua menjadi tulang punggung anak-anaknya. Beliau berpesan, dalam keadaan apapun orang tua harus mengusahakan segala yang terbaik demi mewujudkan cita-cita anaknya.

Baca Juga:  Tekan Penyebaran Covid-19, Polres Serdang Bedagai Gelar Operasi Yustisi

“Saya bangga bisa menyekolahkan anak, meski dalam keadaan begini. Jika anak memiliki keinginan untuk terus sekolah, orang tua harus mendukungnya seoptimal mungkin. Saya hanya berdoa kepada Allah untuk diberikan kesehatan agar bisa mencari uang untuk memenuhi segala kebutuhan termasuk biaya kuliah Parhan,” ujar Adepudin.

Adepudin berkisah, Parhan merupakan sosok anak yang mandiri dan berbakti kepada orang tua. Jika tidak ada kegiatan di kampus, beliau mengatakan Parhan selalu ikut membantunya dan tidak pernah merasa malu memiliki orang tua yang hanya berstatus sebagai tukang dagang.

“Saya kurang lebih berjualan sudah dua puluh tahun. Alhamdulillah meski begitu Parhan tidak pernah merasa malu, dia malah merasa bangga karena kami bisa memenuhi berbagai kebutuhannya dengan segala keterbatasan ekonomi saat ini,” tutupnya. (RNU)