Pemerintah Ambil Alih Yayasan Mantan Presiden Soeharto, Ini Kata DPP Perisai Berkarya

JABARNEWS | JAKARTA – Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Perisai Berkarya menyayangkan langkah pemerintah yang mengambil alih aset milik yayasan Mantan Presiden RI kedua Soeharto.

Ketua Umum DPP Perisai Berkarya Tri Joko Susilo mengatakan, hal tersebut merupakan tindakan yang tidak etis. Pasalnya, telah mengambil yayasan yang sudah berbadan hukum.

“Gawat kalau negara seperti gajah liar yang masuk ke pekarangan yayasan yang jelas berbadan hukum, bisa-bisa yayasan lain dimakan, ini sudah bukan negara hukum lagi tapi negara komunis kuadrat,” kata Tri Joko Susilo dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (8/4/2021).

Baca Juga:  Ridwan Kamil Klaim Kampus Polman Majalengka Dapat Tingkatkan SDM Ciayumajakuning

Lebih lanjut, dia menegaskan bahwa hal tersebut telah melecehkan akal raksasa Bu Tien Soeharto yang telah membuat dan memberikan simbol Bhineka Tunggal Ika yang terbaik untuk Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

“Ibarat sebuah taman yang sudah bagus lalu pemerintah mau ambil alih dan dirusak jangan-jangan entar dijual, di jadikan mall atau apartemen seperti kelakuan seorang Mantan Presiden yang suka dendam dan bergaya mak lampir,” tegasnya.

Tri Joko Susilo menilai bahwa langkah pemerintah dalam mengambil alih yayasan telah merusak demokrasi dan melanggar hukum.

Baca Juga:  Terima Delegasi Selangor, Emil Tawarkan One Village One Company

“Bagi kami langkah ini akan menjadi pesan berbahaya untuk kita semua bahwa memiliki yayasan, perusahaan dan sebagainya bisa diambil alih dan ini bagi kami bukanlah bentuk pemerintahan yang menjaga adab-adab melainkan merusak pepohonan demokrasi yang rindang dan menebang hukum sebagai pagar betis kenyamanan,” tuturnya.

“DPP Perisai Berkarya melihat ini akan menimbulkan gejolak yang besar dan saya kira penguasa kurang paham cara berhadapan dengan yayasan, apalagi berhadapan dengan rakyat, dengan ulama, dengan mantan presiden Republik Indonesia,” tambahnya.

Baca Juga:  Kemenag: Tempat Ibadah Ditutup Sementara saat PPKM Darurat

Tri Joko Susilo mengungkapkan bahwa pihaknya siap menjadi pagar betis dalam membela hak-hak yayasan tersebut. Bahkan, sambung dia, Perisai Berkarya akan melakukan konsolidasi dengan berbagai elemen dalam menanggapi kasus ini.

“Mereka tidak paham, mereka telah membuat kita percaya bahwa demokrasi dan hukum yang ditumpas ini akan mendapat perlawanan hebat, kami menentang cara-cara komunis dan siap melakukan konsolidasi dengan berbagai elemen serta siap menjadi pagar betis keluarga Presiden Republik Indonesia Ke-2 Jenderal Besar HM.Soeharto,” tutupnya. (RNU)