Kaya Akan Hewan Endemik, Dedi Mulyadi Dorong Gunung Sanggabuana Jadi Kawasan Lindung

JABARNEWS | PURWAKARTA – Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi akan berkoordinasi dengan Pemkab Karawang untuk menjadikan Gunung Sanggabuana sebagai kawasan hutan lindung.

Sebelumnya Gunung Sanggabuana mendapat perhatian dari pegiat lingkungan. Gunung yang secara administratif berada di Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bogor.

Meski tak sebesar gunung lainnya, Sanggabuana kaya akan tumbuhan dan hewan endemik seperti elang jawa, owa jawa, surili, lutung jawa, sigung jawa hingga macan kumbang.

Baca Juga:  Hati-Hati, Inilah Dampak Guncangan Gempa Bagi Para Ibu Hamil

Tidak hanya hutan, gunung ini juga memiliki kawasan karst atau batu gamping yang memiliki fungsi hidrologi untuk makhluk hidup di sekitarnya termasuk manusia.

“Nanti kita akan dorong Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sebagai kawasan hutan lindung,” ujar Dedi Mulyadi, Kamis, (8/5/2021).

Dedi mengatakan, sesuai aturan pengajuan tersebut harus dimulai dari pemerintah daerah. Karena, kata dia, syaratnya harus pengajuan pemerintah daerah maka nanti kita akan bicarakan seperti apanya.

Baca Juga:  Mendes PDTT Gus Halim: Santri Berperan Besar dalam Menggerakkan Ekonomi Desa

Menurut Dedi Mulyadi keinginan tersebut tak lepas dari berbagai fungsi Gunung Sanggabuana sebagai oase khususnya bagi kawasan pantura Jawa Barat.

“Pegunungan yang meliputi Karawang, Purwakarta, Cianjur dan Bogor ini merupakan satu-satunya generator hidrologi untuk wilayah Pantura,” ujar Dedi Mulyadi.

Ia pun berharap partisipasi masyarakat untuk memberikan data dan informasi agar segera kawasan Pegunungan Sanggabuana tersebut menjadi kawasan hutan lindung.

Baca Juga:  Hari Ini Dan Besok Puncak Arus Mudik Di Jalur Nagreg

Sebagai informasi, Gunung Sanggabuana selama ini juga dibuka sebagai jalur pendakian umum yang bisa ditempuh dari berbagai titik. Untuk mencapai puncak rata-rata dibutuhkan waktu 6-8 jam perjalanan.

Selain itu, kawasan tersebut selama ini juga dikenal sebagai titik latihan untuk Kostrad dengan luas sekitar 500 hektare mulai dari Jatiluhur, Cibenda hingga Sanggabuana. (Red)