Peternak Milenial Purwakarta Yang Kesulitan Cari Pakan Akan Ada Solusi Teknologi

JABARNEWS | PURWAKARTA – Program balai ternak di launching Badan Amil Zakat Nasional pada kelompok ternak milenial Himpunan Ternak Tani Cipangasaman (Hittaci) di Desa Legokhuni, Kecamatan Wanayasa, Purwakarta, Kamis (8/4/2021).

Menurut, Ketua Lembaga Pemberdayaan Peternak Mustahik Baznas Pusat Ajat Sudrajat, berdasarkan data yang ada, Kabupaten Purwakarta sebagai daerah dengan peternakan domba terbesar di Jawa Barat.

“Kita punya dua program penyaluran zakat bagi mustahik. Pertama untuk mustahik perkotaan, kedua mustahik perdesaan. Khusus perdesaan kita fokuskan untuk bertani dan beternak,” tutur Ajat, pada Kamis (8/4/2021).

Baca Juga:  Ketahui ini! Berikut Harga Premi Asuransi Mobil Akibat Banjir Dan Longsor

Berdasarkan data di Baznas, sambung dia, masyarakat miskin dalam hal ini mustahik masih mendominasi sebarannya di pedesaan.

Atas alasan ini, Kata Ajat, guna mengentas kemiskinan, Baznas fokus membina kelompok ternak milenial untuk lebih produktif.

“Alhamdulillah pihak pemerintah daerah di Purwakarta juga ikut mensuport,” ucapnya.

Dijelaskannya, di Hittaci Legokhuni ini baru terdapat 25 orang peternak dengan masing-masing mengurus sembilan ekor domba. Targetnya, Baznas membina hingga 45 orang dalam kelompok ternak ini.

Baca Juga:  Jokowi Ingatkan Netralitas di Tubuh TNI

“Tiap peternak dapat sembilan ekor domba. Terkait pemasaran, ada yang dipasarkan sendiri, ada yang dibantu warung sate atau rumah makan. Ke depan mereka para peternak ini kita dorong bikin rumah makan sate,” bebernya.

Sementara, Sekretaris Daerah Purwakarta, Iyus Permana menyambut baik program ini.

Iyus menambahkan, saat ini ternak domba tengah jadi tren. Pihaknya akan membantu dari sektor pembuatan pakan berbasis teknologi.

Baca Juga:  Ridwan Kamil Tanggapi Penolakan Vaksinasi Oleh Ribka Tjiptaning 

“Soal teknologi pakan, akan dibina oleh dinas peternakan, nanti ada teknologinya, sehingga para peternak kita gak harus capek-capek cari rumput,” ucap Iyus.

Ditempat yang sama, Peternak milenial Hittaci, Iin Solihin (26) mengaku kesulitan saat berbicara pakan. Meski di kampungnya banyak kebun, tapi tidak semua menghasilkan rumput yang berkualitas.

“Kita sudah sisihkan 10 persen keuntungan untuk pengembangan pakan. Mudah-mudahan pihak dinas terkait bisa bantu carikan solusinya,” harapnya. (Gin)