Covid-19 Bisa Bikin Pasien DBD di Cimahi Meninggal Dunia, Kenapa?

JABARNEWS I CIMAHI – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi mencatat, ada empat anak di Kota Cimahi meninggal dunia dalam tiga bulan awal tahun 2021 karena penyakit Demam Berdarah Dangue (DBD). 

Berdasarkan data Dinkes Kota Cimahi, total warga Kota Cimahi yang terkena DBD tahun ini sudah mencapai 37 kasus, di mana empat kasus di antaranya berakhir dengan meninggal dunia. 

Rinciannya, Januari 9 orang dimana 1 di antaranya meninggal dunia. Kemudian Februari ada 16 kasus, 2 di antaranya meninggal dunia, dan Maret ada 12 kasus, 1 di antaranya meninggal dunia. 

“Untuk kasusnya memang tidak tinggi, tapi memang fatality rate-nya naik. Sudah 4 pasien yang meninggal,” ungkap Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Romi Abdurahkman, melalui staffnya Eka Febriana, Minggu (18/4/2021).

Baca Juga:  Bupati Minta KPAID Bisa Ikut Meningkatkan SDM Anak di Cirebon

Angka kematian akibat sengatan nyamuk Aedes Aegypti itu menyamai jumlah tahun lalu, di mana sepanjang tahun 2020 ada empat pasien meninggal, dari total 428 warga Cimahi yang terkena DBD. 

Secara tidak langsung, menurut dia, Covid-19 turut menjadi penyebab kematian pasien DBD. Pasalnya, pihak keluarga jadi ragu untuk membawa anggota keluarganya yang sakit DBD ke fasilitas kesehatan, karena takut terkena Covid-19. 

“Orang tua ragu membawa anaknya, karena takut Covid. Jadi dibawa ke rumah sakit setelah gejalanya memburuk, padahal ternyata DBD. Ada juga yang punya penyakit penyerta,” ungkap Eka. 

Hal tersebut, kata Eka, tentunya harus menjadi pembelajaran bagi semua orang tua. Ketika anak sudah merasakan gejala DBD seperti demam, mual dan sebagainya untuk segera membawanya ke fasilitas kesehatan. 

Baca Juga:  Sidang Perdana Sunda Empire Segera Digelar Di PN Bandung

“Jadi jangan sampai ketika anaknya sudah memburuk baru dibawa ke fasilitas kesehatan. Dari awal harus segera diperiksakan,” imbuh Eka. 

Di tengah pandemi Covid-19 ini, lanjut Eka, bukan hanya virus corona yang mesti diwaspadai, melainkan pula penyakit DBD.  Apalagi, Kota Cimahi merupakan daerah endemis DBD, yang artinya selalu ada temuan setiap tahunnya. 

“Jadi memang Cimahi ini setiap tahunnya selalu ada kasus DBD, jadi kita endemis,” ujarnya.

Untuk mengatisipasi penyebaran DBD, masyarakat tetap harus menjalankan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik, yang bertugas untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di rumahnya masing-masing.

Baca Juga:  Warga Cirebon Temukan Tiga Ekor Kucing Hutan di Area Pesawahan

Jentik nyamuk biasanya berkembangbiak dalam genangan-genangan air. Menurutnya, jika masyarakat menjalankan PSN di rumahnya masing-masing, seperti tidak membiarkan adanya genangan air, kasus DBD pun bisa dicegah.

“Bukan cuma rumah, tapi juga di halaman sekitar rumah. Soalnya saat ini kalau bukan kita sendiri (melakukan PSN), enggak akan ada yang meriksa. Jadi periksa jentik di rumah sendiri,” imbuhnya.

Untuk fogging, akan tetap dilakukan berdasarkan hasil verifikasi petugas Puskesmas di lapangan.Selain itu, kata dia, tahun ini pihaknya membagikan larvasida serbuk dan cair di wilayah yang terdapat kasus DBD. Fungsinya, untuk memberantas nyamuk yang menularkan DBD. (Yoy)