Kisah Perjuangan Bocah Penjual Borondong Beledug, Nurzein Buat Dedi Mulyadi Kagum

JABARNEWS | PURWAKARTA – Nurzein, seorang bocah berusia 14 tahun asal Cianjur yang harus banting tulang untuk menghidupi keluarganya dengan berjualan Borondong Beledug.

Nurzein sudah ditinggal ayahnya meninggal sejak masih berada di dalam kandungan dengan usia 3 bulan. Ibunya melahirkan Nurzein di rumah sang nenek.

Sebulan setelah melahirkan Nurzein, sang ibu pergi bekerja menjadi pembantu lalu menikah lagi. Setelah itu, Nurzein diurus oleh neneknya.

Setelah kelas 3 SD, Nurzein menjadi penjual makanan ringan seperti kacang polong dan lainnya. Dia berjualan cemilan itu sampai tamat SD.

Setelah tamat SD, Nurzein berjualan kerupuk yang dikirim dari bos kerupuk asal Cianjur. Dia berangkat dari rumahnya di Desa simpang, Kecamatan Pasir Kuda ke Kota Cianjur dengan menempuh perjalanan 3 jam naik mobil angkutan umum.

dia berangkat pukul 07.00 pagi dan sampai Kota Cianjur pukul 10.00. Lalu dia pulang pukul 19.00 dan sampai rumah pukul 22.00.

Baca Juga:  Hore! Pembangunan Jembatan Wisata Pantai Sialang Buah Sudah Beres, Begini Penampakkannya

Nurzein pindah berjualan ke Ciwidey, Kabupaten Bandung. Karena merasa capek harus pulang-pergi, Nurzein akhirnya menyewa sebuah rumah dengan biaya Rp500.000 per bulan.

Dalam menjajakan dagangannya, dia rela berjalan hingga puluhan kilometer. Sesekali dia juga naik mobil angkutan umum untuk berjualan cemilan tersebut.

Kemudian, Nurzein bertemu dengan Anggota DPR RI Dedi Mulyadi saat sedang memikul jualannya di Purwakarta. Setelah itu, Dedi Mulyadi sempat bercengkrama dengan Nurzein.

Dedi Mulyadi mengaku kaget ketika mengetahui bahwa Nurzein berasal dari Ciwidey. Namun bisa berjualan ke Purwakarta dengan jarak mencapai 87 kilometer.

Nurzein menaiki angkutan umum dan selebihnya berjalan kaki. Menurut Dedi, jika dagangannya banyak, dia bahkan bisa berjualan sampai ke Karawang yang jaraknya mencapai 117 kilometer dari Ciwidey.

“Tubuh Nurzein memang kecil, dia baru berusia 14 tahun. Akan tetapi, semangat dan kekuatannya mengalahkan orang bertubuh besar. Dia berasal dari Pasir Jambu, Cianjur. Sang ayah sudah meninggal dan ibunya menikah lagi,” kata Dedi, Senin (19/4/2021).

Baca Juga:  Karena Ini Pelatih Kiper Persib Memilih Mengundurkan Diri

“Nurzein hidup mandiri dengan mengontrak rumah di Ciwidey, Bandung. Di kontrakan itulah dia membuat borondong beledug. Dia menjualnya sendiri dengan berkeliling di Purwakarta, Subang dan Karawang. Kadang, dia berjalan sampai Garut dan Tasikmalaya,” tambahnya.

Dedi Mulyadi mengatakan, menurut pengakuan Nurzein, untung yang didapat dari jualan borondong beledung ternyata tidak terlalu besar.

“Dalam satu minggu, 4 kali biasanya dia menjelajah menapakan kaki di tengah terik matahari. Jika dagangannya habis, dia bisa mendapatkan keuntungan Rp100.000. Uang keuntungan itu dia tabung,” tuturnya.

Saat Dedi Mulyadi mengetahui bahwa uang keuntungan penjualan Borondong Beledug, ternyata juga disisihkan untuk menghidupi neneknya serta membiayai sekolah adiknya yang tinggal di Pasir Jambu, Kabupaten Bandung. Kemudian, sisanya ditabungkan untuk mencapai mimpinya yang sangat sederhana.

Baca Juga:  BIJB Kertajati Bakal Sepi Pengunjung, Benarkah?

“Cita-citanya sangat mulia yakni ingin naik haji, membuka toko dan membangun masjid. Tabungannya kini baru berjumlah Rp6 juta saja. Sebagian uang keuntungan dagang dia gunakan untuk perawatan neneknya juga biaya sekolah sang adik di Pasir Jambu,” tuturnya.

Kekaguman Dedi Mulyadi bertambah saat tahu bahwa Nurzein masih sanggup menjalankan ibadah puasa meski harus berjalan puluhan kilometer untuk mencari nafkah.

“Spirit Ramadhan membuat jiwanya menjadi semakin kuat. Ibadah puasa tidak menjadikan halangan baginya untuk terus berkeliling. Semoga Nurzein menjadi pengusaha besar, sebesar pikiran dan harapannya,” imbuhnya.

Dedi mengaku kagum dengan perjuangan hidup remaja 14 tahun itu. Hal yang paling menginspirasinya adalah cita-cita Nurzein membantu biaya pendidikan sang adik hingga sampai kuliah di perguruan tinggi.

“Selain menafkahi neneknya, Nurzein juga bercita-cita membantu biaya adiknya hingga kuliah. Itu yang paling menginspirasi,” tutupnya. (Red)