Kasus Penganiayaan di RS Siloam, Warga: Siapa Yang Gak Panik Lihat Anak Pendarahan

JABARNEWS | BANDUNG – Polemik penganiayaan seorang perawat di Rumah Sakit (RS) Siloam masih menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Kasus tersebut dikarenakan adanya kelalaian dari perawat saat mencabut infus seorang anak sehingga mengakibatkan pendarahan.

Peristiwa itu terjadi pada Kamis (15/4/2021) lalu, sekitar pukul 13.30 WIB. Dalam video yang beredar terlihat beberapa pegawai RS menyaksikan peristiwa tersebut, tampak juga ada petugas keamanan yang mencoba melerai.

Selain itu, ada pria berpakaian biasa yang mengaku polisi mencoba melerai keributan. Atas kejadian itu, perawat tersebut mengalami memar di mata kiri, bengkak di bibir, dan sakit pada perut.

Tak berselang lama, pihak kepolisian langsung menangkap pelaku penganiayaan tersebut. Pelaku bernama Jason Tjakrawinata. Jason dijerat Pasal 351 KUHPidana dengan ancaman hukuman 2 tahun 8 bulan penjara karena menganiaya perawat RS Siloam dan saat ini ditahan di Mapolres Palembang.

Baca Juga:  Prajurit TNI Sosialisasikan Program TMMD kepada Tokoh Masyarakat

Namun, bagaimana awal mula kejadian tersebut? Berdasarkan keterangan dari istri Jason Tjakrawinata yang bernama Rama Melisa, peristiwa itu bermula saat perawat RS Siloam yang sedang menangani anaknya mencabut infus secara kasar sehingga mengakibatkan pendarahan.

“Saya teken pake tisu saat itu, saya gak sadar saat itu ternyata darahnya tiba-tiba sudah mengalir, sudah banyak. Nah, disitu saya mulai panik,” kata Melisa dalam siaran Rosi: Save Perawat Indonesia di Kompas TV, Kamis (22/4/2021) malam.

Setelah melihat kondisi anaknya itu, kemudian Melisa langsung keluar untuk meminta bantuan ke suster atau perawat yang lain. Saat itu, Melisa langsung menemui kepala perawat dan kemudian ditanganinya.

Baca Juga:  Mandi Dengan Air Rebusan Serai, Ini manfaat Yang Bisa Kalian Rasakan

“Langsung kepala perawatnya mengasih penanganan, kasih alkohol, dikasih kapas langsung ditempel biar darahnya berhenti, ditempel pake plester,” ucapnya.

Setelah itu, Melisa langsung menelpon suaminya untuk memberitahu apa yang dialami anaknya. Ketika suaminya datang, Jason menanyakan apakah perawat yang bersangkutan merasa bersalah atas kejadian tersebut. Namun, disini awal mula keributan yang berujung penganiayaan itu terjadi, saat itu perawat menjawab bahwa dirinya tidak merasa bersalah.

Atas peristiwa tersebut, banyak respons dan tanggapan dari masyarakat, seperti yang dikatakan salah seorang warga di Kota Bandung, Wawan Supriatna (45). Menurutnya, apa yang dilakukan oleh orang tua anak tersebut merupakan hal yang spontan dan wajar karena melihat kondisi anaknya yang mengalami pendarahan.

Baca Juga:  Angka Kasus Covid-19 di Kota Bogor Terus Naik, Bima Arya: Sangat Mengkhawatirkan

“Ya jika penyebabnya memang seperti apa yang disampaikan istri pelaku, miris. Saya jika jadi bapak dari anak itu pasti spontan akan emosi mungkin sama melakukan hal itu,” kata Wawan kepada jabarnews.com, Jumat (23/4/2021).

Hal senada juga diungkapkan Sari (38) seorang ibu rumah tangga. Dia menyebut bahwa apa yang dilakukan Melisa dan suaminya merupakan respon dari kepanikan sehingga menyebabkan emosi tidak terkendali.

“Siapa sih tega lihat anaknya bercucuran darah? Pasti panik, pasti emosi,” ucapnya. (Red)