Aksi Ustaz Adam Buat Hoaks Babi Ngepet, MUI Jabar Sebut Dosanya Bisa Berlipat

JABARNEWS | JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat menyesalkan aksi hoaks babi ngepet yang dilakukan ustaz Adam di Depok. MUI Jabar menyebut aksi ustaz tersebut menimbulkan dosa yang berlipat.

“Pertama tentang fenomena babi ngepet, saya katakan babi ngepet itu hanya sebuah mitos saja. Kalau mitos itu tidak jelas kebenarannya dan justru kita harus menghindari kepercayaan-kepercayaan yang berbau mistis itu. Saya pikir itu bisa menjurus kepada kemusyirikan nantinya. Kemudian sekarang apalagi ada pertentangan bahwa ini dibuat sebuah berita hoaks apalagi itu itu ustaz. Kami tentu menyayangkan sekali,” ujar Sekretaris MUI Jabar Rafani Achyar, Jumat (30/4/2021).

Rafani menuturkan dalam kasus ini ada dua fenomena yang muncul. Pertama terkait isu babi ngepet dan kedua ustaz yang ternyata percaya oleh pengaruh teknologi informasi.

“Jadi sekarang ini mau berbohong, menyebar fitnah, dan ghibah kan ada sarananya. Sarananya yaitu teknologi dan informasi itu. Medos, Facebook, Twitter dan segala macam. Jadi sangat disayangkan apalagi dia seorang ustaz,” kata dia.

Baca Juga:  Akan Ada Smart SIM, Apakah Itu?

Berdasarkan penyelidikan dan pengakuan, ustaz tersebut mengembuskan isu agar terkenal. Rafani mengatakan hal itu harus dihindari apalagi dengan mengembuskan isu babi ngepet.

“Itu harus dihindari dan merupakan langkah yang tidak benar sama sekali. Kalau mau jadi ustaz, jadilah ustaz yang baik, yang menuntut ilmu dari bawah, tekun, sabar, serius. Kalau ingin jadi mubaligh, ya dari bawah, latihan. Pokoknya sekarang ini tidak bisa instan seperti itu,” tuturnya.

“Karena ilmu agama itu begitu luas dan berhubungan segala macam terutama dengan ilmu pengetahuan. Kalau tiba-tiba ada ustaz ingin cepat terkenal dengan cara membuat berita hoaks itu ya terkenal karena hal negatif,” kata dia menambahkan.

Baca Juga:  Yang Jelas Bukan "Tukul" Yang Sobek-sobek Atribut Partai

Pihaknya pun mengingatkan agar tak ada lagi masyarakat terlebih ustaz yang melakukan cara-cara demikian terlebih untuk terkenal. Sebab, kata dia, cara-cara seperti itu tak dibenarkan oleh agama.

“Bagi yang tidak mempunyai dasar pemahaman akan dengan mudah percaya. Coba bayangkan, dia menyebarkan berita bohong lalu dipercaya orang lain. Dosanya berlipat-lipat menurut saya apalagi dia mengklaim dirinya sebagai ustaz. Ustaz itu harus mencerahkan, membimbing ke jalan yang lurus bukan membelokan begitu. Itu bisa dikategorikan ustaz yang menyesatkan. Kalau memang betul itu direkayasa,” ujarnya.

Kehebohan babi ngepet di Depok ternyata hanya aksi tipu-tipu belaka. Cerita bohong ini dibuat oleh pria bernama Adam Ibrahim karena ingin terkenal. Adam Ibrahim kini telah ditetapkan sebagai tersangka hoax babi ngepet. Polisi menjelaskan semua yang dipaparkan Adam Ibrahim hanya rekayasa.

Baca Juga:  PMII Tolak Kenaikan Pertalite

“Kami sampaikan semua yang sudah viral tiga hari sebelumnya itu adalah hoax, itu berita bohong. Kejadiannya tidak seperti apa yang diberitakan,” ujar Kapolresta Depok Kombes Imran Siregar dalam jumpa pers di Polresta Depok, Jl Margonda Raya, Depok, Kamis (29/4) kemarin.

Adam membeli babi tak langsung mendatangi pembeli, melainkan lewat toko online. Kurir mengantarkan hewan berkaki empat itu ke tempat Adam. Duit untuk aksi tipu-tipu ini berasal dari urunan kelompok Adam.

“Kita beli di online Rp 900 ribu dan ongkos kirim ada dan dikirim tepat pada jam 11 (malam) babi itu datang dilepas di depan rumah saya. Dan kita nungguin babi itu untuk datang. Karena posisinya dilepas, babi itu sangat mudah untuk jalan ke yang disediakan,” kata Adam. (Red)