Dukung PTM Digelar Bulan Juni, Syaiful Huda: PJJ 70 Persen Tidak Efektif

JABARNEWS | JAKARTA – Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda mengatakan, Pembelajaran Tatap Muka (PTM) untuk sekolah pada bulan Juni 2021 mendatang harus tetap dilaksanakan dan dengan protokol kesehatan yang ketat.

Sebelumya, sesuai dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Menteri Kesehatan (Menkes), dan Menteri Agama (Menag). Dalam SKB Empat Menteri ini, pemerintah mendorong akselerasi PTM terbatas dengan tetap menjalankan protokol kesehatan yang ketat.

Baca Juga:  Akibat Banjir Bandang Kemarin, Kawasan Wisata Desa Citengah Sumedang Ditutup Sementara

“Kami sarankan, pembelajaran tatap muka dimulai pada bulan Juni mendatang. Banyak pelajar sudah tidak merasa pelajar lagi. Kondisi ini banyak terjadi. Sehingga, anak-anak lupa kalau dirinya seorang pelajar,” kata Huda, Senin (3/5/2021).

Ketua DPW PKB Jabar ini menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 ini membuka mata setiap orang bahwa dunia pendidikan kita masih banyak menghadapi masalah. Masalah sekolah di tanah air, masih menghadapi soal sanitasi, akses internet, akses siaran TV, dan kelengkapan sarana.

Baca Juga:  Warga di Bogor Diminta Segera Lapor Polisi Jika Ada Penimbunan Minyakita

Menurut Huda, hasil survei mengatakan bahwa, pembelajaran jarak jauh (PJJ) hasil survei beberapa lembaga yang variatif.

“Ada yang efektif sampai 50 persen, ada yang sampai 55 persen. Tapi saya keliling ke semua kepala sekolah, di beberapa tempat ketika kunker dan di beberapa tempat, beberapa provinsi ketika dari hati ke hati saya tanya efektivitas PJJ berapa persen, rata-rata mereka serempak mengatakan PJJ kita hanya 30 persen efektif jadi 70 persen tidak efektif,” jelas politisi Partai Kebangkitan Bangsa ini.

Baca Juga:  Petugas Sigap Bantu Warga yang Alami Kecelakaan saat Operasi Ketupat Lodaya 2024

Huda mengungkapkan, dalam hal-hal tertentu bisa dipahami, karena banyak terjadi adaptasi-adaptasi baru. Guru adaptasi dengan literasi digital. Beradaptasi dengan cara penyampaian.

“Dari tatap muka berubah dengan menatap layar dan seterusnya. Adaptasi yang kedua, anak-anak yang biasa di kelas sekarang di rumah. Fungsi guru diganti orang tua, yang tidak semua orang tua bisa berfungsi sebagai guru pengganti,” tutupnya. (Red)