KBB dan Tasikmalaya Masuk Zona Merah, Ridwan Kamil: Wisata Akan Ditutup

JABARNEWS | BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta polisi untuk menutup tempat wisata di Kabupaten Bandung Barat dan Kota Tasikmalaya.

Permintaan penutupan tempat wisata ini terkait dengan status zona merah penyebaran Covid-19 yang disandang dua daerah itu.

Hal itu disampaikan Ridwan Kamil saat memimpin apel Gelar Pasukan Operasi Ketupat Lodaya 2021, yang di gelar di Jalan Dipenogoro, Kota Bandung, Rabu (5/4/2021).

“Dengan berat hati saya sampaikan, di hari ini, di minggu ini ada dua zona merah datang lagi ke Jawa Barat satu KBB (Kabupaten Bandung Barat) dan satu lagi kota Tasikmalaya,” kata Ridwan Kamil.

Baca Juga:  Menkominfo Budi Peringatkan Meta Segera Bersihkan Konten Judi Online, Jika Tidak...

Oleh karena itu Emil meminta kepada pihak kepolisian untuk menutup seluruh destinasi wisata, di dua zona merah tersebut. Kebijakan penutupan tempat wisata itu, lanjut Ridwan Kamil merupakan tindak lanjut dari arahan Kapolri Jenderal Listyo Sigit.

“Jawa Barat juga selalu melihat setiap ada menjelang libur panjang kenaikan kasus pasti naik. Sesuai arahan Kapolri yang zona merah khususnya itu pariwisata akan ditutup. Jadi saya titip ke Pak Kapolda, kepada yang masuk zona merah agar tidak ada lagi destinasi pariwisata dan disosialisasikan kepada masyarakat. Saya sudah menyampaikan juga kepada bupati, kepala daerah terkait kira-kira begitu,” kata dia.

Baca Juga:  Apa Benar Daging Kambing Bisa Menyebabkan Tekanan Darah Tinggi? Ini Kata dr. Haekal Anshori

Kebijakan penutupan tempat wisata di wilayah yang masuk ke zona merah, juga dikarenakan Emil enggan kecolongan, terjadinya peningkatan penyebaran virus mutasi Covid-19.

Baca Juga:  Surat Terbuka Menaker untuk Para Buruh

Ridwan Kamil menyebut, tidak menutup kemungkinan tempat wisata akan menjadi klaster Covid-19 jika tidak ditutup.

“Kami harus melakukan pengecekan terhadap orang asing yang keluar masuk karena punya potensi membawa mutasi virus. Sudah terbukti dari laporan Pak Doni Monardo dalam hari-hari kemarin itu ada 2.000an orang asing yang ternyata positif COVID-19 padahal membawa surat negatif COVID-19. Jadi artinya surat perjalanan yang menyatakan negatif, tidak selalu realitanya adalah negatif juga,” ucapnya. (Red)