Ditagih Janji Politik 10 Ribu Lapangan Kerja, Bupati Ciamis Berkelit Begini

JABARNEWS | CIAMIS – Bupati Ciamis Herdiat Sunarya membantah punya janji politik akan membuka 10 ribu lapangan kerja baru saat kampanye Pilkada 2018 lalu.

Hal tersebut disampaikan Herdiat Sunarya saat menerima audiensi pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kabupaten Ciamis, Kamis (6/5/2021).

Herdiat Sunarya menjelaskan, saat kampanye lalu janji politik darinya ialah membuka atau mencetak 10 ribu tenaga kerja, bukan membuka 10 ribu lapangan kerja.

“Jangankan tingkat Kabupaten, level provinsi dan pusat juga akan kesulitan jika harus membuka 10 ribu lapangan kerja,” ujar Bupati Ciamis.

Baca Juga:  Jelang Ramadan Dan Pilkada, Forkopimda Purwakarta Kompak

Herdiat Sunarya menjelaskan, janji politik tersebut dicetuskan lantaran data BPS tahun 2017 menyatakan ada sekitar 67 ribu pengangguran di Ciamis. Dia pun bertekad untuk fokus menangani pengangguran dan kemiskinan.

Bupati Ciamis mengklaim, janji politik mencetak 10 ribu tenaga kerja saat ini sudah mulai terealisasi. Setiap tahun, terang dia, Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Ciamis melatih 2 ribu calon tenaga kerja dan menyalurkannya ke berbagai daerah.

Baca Juga:  20 Wilayah di Jawa Barat Ini Berpotensi Hujan Disertai Kilat dan Angin Kencang, Berikut Daftar Wilayahnya

“Dalam lima tahun jabatan saya, Insyaallah janji kampanye saya mencetak 10 ribu tenaga kerja bisa tercapai,” jelas Herdiat Sunarya.

Berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja, dia menyebutkan, tahun 2019 ada 1.917 tenaga kerja dan tahun 2020 ada sebanyak 2.016 tenaga kerja yang disalurkan ke berbagai perusahaan.

“Saat ini Dinas hanya mampu memberikan pelatihan kerja belum bisa memberikan modal, karena aturannya tidak bisa,” pungkasnya.

Baca Juga:  Libur Nataru, Permintaan BBM di Jabar Alami Lonjakan

Sementara itu l, Ketua HMI Ciamis Dede Aos Firdaus mengatakan pihaknya sengaja menggelar audiensi dengan Bupati Ciamis untuk mempertanyakan tentang realisasi soal janji kampanye 10 ribu lapangan kerja.

“Selama ini Dinas Tenaga Kerja hanya melatih tidak sampai memberi stimulus pada para tenaga kerja, sehingga kalau hanya melatih secara seremoni tanpa tindak lanjut dan menjadi tidak efektif. Maka kami butuh penjelasan dari bupati,” katanya. (Red)