Viral Kisah Mudik Jalan Kaki, Keluarga Beri Respons Mengejutkan

JABARNEWS I BANDUNG – Kisah Dani Rahmat (39) dan istrinya, Masitoh Ainun (36) yang mudik jalan kaki dari Gombong, Jawa Tengah, ke Bandung, Jawa Barat viral di media sosial. 

Dani dan Masitoh beserta kedua anaknya yang masih balita mudik jalan kaki karena keterbatasan dana. Saat ini keduanya telah tiba di Bandung dan tinggal di tempat karantina di Kantor Pananjung, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung.

Banyak pihak yang empati atas kisah hidup mereka yang berjuang bersama, sedih dan senang ditanggung bersama. Bahkan, mereka rela berjuang pulang kampung dengan jalan kaki untuk sampai kampung halamannya. 

Empati itu salah satunya juga datang dari Gubernur Jabar Ridwan Kamil. Bantuan sosial Gubernur Jawa Barat telah mengalir kepada Dani dan Masitoh.

Ternyata, Dani dan Masitoh mengarang cerita untuk menarik simpati agar mendapat bantuan dari warga. Usut punya usut, mereka ternyata sudah setahun tinggal di jalanan.

Masitoh tercatat sebagai warga warga Lubuk Pakam, Medan, Sumatera Utara. Sementara suaminya, Dani adalah warga di Kampung Bojong Sayang, Desa Pananjung, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung. 

Masitoh bercerita ide hidup di jalanan berasal dari dirinya setahun lalu saat sang suami dipecat dari pekerjaanya. Mereka hidup di jalanan 

Baca Juga:  Target Capaian PBB Kota Bandung Naik 21 Persen

“Yang ngajak hidup di jalan, saya. Kami turun ke jalan yang penting ada buat makan. Ada yang ngasih kami terima, enggak ada yang kasih, kami jalan,” katanya, dikutip dari Polkrim News, Selasa (11/5/2021).

Masitoh menjelaskan alasannya mengajak suami dan dua anaknya yang masih balita hidup di jalanan. Masitoh mengatakan, ia sekeluarga tak mungkin tinggal di rumah ibu mertua karena tempatnya sempit. 

Selain itu, ia dan Dani tak memiliki uang untuk membayar kontrakan. “Tinggal di (rumah) mertua enggak mungkin, rumahnya kecil, sempit,” ujarnya.

Selama satu tahun berkeliling Jawa, Masitoh mengibaratkan seperti jalan-jalan gratis. Selama hidup di jalanan, mereka hanya mengandalkan pom bensin dan masjid sebagai tempat berteduh dan istirahat.

Masitoh mengatakan ia dan keluarganya sempat pulang ke rumah Dani di Bandung sekitar sepekan yang lalu. Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan ke Purwakarta naik kereta api.

“Kami dari sini (Cangkuang) ke Cimindi naik angkot. Dari Cimindi naik kereta api ke Purwakarta. Purwakarta-Bandung, ongkosnya cuman Rp 7 ribu. Lalu dari Purwakarta ke Cikarang. Mulai dari Cikarang, kami jalan (kaki),” bebernya.

Baca Juga:  500 Kota/Kabupaten Bakal Ikuti City Government PR Summit 2018

Dari Cikarang, Dani dan istrinya bersama dua anaknya berjalan menuju Cikampek, Karawang, Subang, dan Indramayu. Tiba di Indramayu, Dani dan Masitoh mendapat tumpangan bus untuk ke Tegal.

Kemudian, dari Tegal mereka berjalan ke Gombong. Setibanya di Gombong, Dani dan Masitoh mulai jalan kaki untuk kembali lagi ke Bandung.

“Setahun sebenarnya kami sudah keliling Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat. Cuma tidak hanya sambil diam, tapi sambil cari kerja. Tapi itu memang yang namanya cari kerja susah,” ungkapnya.

Mengetahui cerita tersebut, ibu kandung Dani, Lilis Suryani (56) mengaku terkejut dan malu karena putra pertamanya viral karena mengaku mudik jalan kaki demi menarik simpati orang.

“Ibu mah, isin pisan meni dugi ka kitu (malu banget sampai seperti itu) kalau bisa nggak usah viral. Ibu enggak pernah nyuruh seperti itu,” kata Lilis.

“Walau saya sudah tua dan tak punya apa-apa, saya masih mampu kerja, menjahit,” ujar Lilis yang terlihat berkaca-kaca.

Lilis membenarkan anak pertamanya Dani dan istrinya serta kedua anaknya sempat pulang ke Bandung sekitar seminggu lalu. Namun mereka tak lama karena pamit akan kembali ke kontrakan.

Baca Juga:  Diklaim Banyak Manfaatnya, Legislator Jabar Usul e-Voting di Pilkades 2021

“Lalu dia pergi lagi, gak tahu seperti itu, saya tahunya mau ke kontrakannya saja,” ungkapnya.

Lilis mengaku lelah mengurus Dani karena dinilainya kerap membuat masalah. “Jadi setiap ke sini ia kerap bawa masalah saja, saya sudah capek mengurusnya harus bagaimana,” kata Lilis.

Hal tersebut dibenarkan adik Dani, Fitria Anisa (18). Ia mengatakan sang kakak suka membuat masalah.  Bahkan saat sang kakak pulang, ia sempat cekcok dengan Dani dan Masitoh karena tak terima ibunya dibentak-bentak oleh Dani. 

Lilis pun berharap Pemerintah dapat membantu Dani dan Masitoh untuk pulang ke Medan, Sumatera Utara lantaran ia sudah lelah mengurus mereka.

“Semoga Pemerintah membantu memulangkan mereka. Sebab bukannya saya tidak sayang, tapi sudah capek karena kerap membuat masalah,” tandas dia.

Tak hanya ibu Dani, keluarga Masitoh juga telah mendengar kabar anak mereka viral karena nekat mudik jalan kaki. Kakak dan orang tua Masitoh syok, bahkan marah, mengetahui Masitoh mengarang cerita untuk mendapat uang. (Red)