Wisata Lembang KBB Kehilang Rp 30 Miliar, Ini Penyebabnya

JABARNEWS | BANDUNG – Dampak Zona Merah, tempat wisata di Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), hilang hilangnya potensi sebesar Rp 30 Miliar. Hal itu terjadi karena penutupan objek wisata pada 7-14 Mei 2021.

Ketua PUTRI Jawa Barat, Heni Smith mengatakan Selama penutupan sepekan, perputaran uang yang hilang untuk di Lembang saja bisa mencapai kurang lebih Rp 30 miliar. Itu dari pariwisata dan sektor-sektor lainnya seperti perhotelan, restoran, kuliner, dan lain-lain

Baca Juga:  Gunung Anak Krakatau Meletus, Kini Tingginya Susut Jadi 110 Meter

Menurutnya, sektor wisata di Lembang memiliki turunan yang banyak sehingga ketika core bisnisnya setop maka yang lain ikut terdampak. Belum termasuk sekitar total 10.000 pekerja wisata yang terlibat di dalamnya. Itu baru bicara Lembang, padahal di Jawa Barat sedikitnya tercatat ada sekitar 700 tempat wisata.

“Biasanya menjelang Lebaran pengunjung mulai naik, belum dari segmen kunjungan kegiatan buka bersama, dan puncaknya saat libur Lebaran. Tapi karena sekarang wisata di Lembang ditutup, momen tersebut jadi hilang,” Ujar Heni dilansir dari inewsjabar Pada Rabu (12/05/2021).

Baca Juga:  Yana Mulyana Imbau ASN Pemkot Bandung Taat Lapor Pajak

Pihaknya berharap KBB bisa kembali ke zona aman sehingga wisata bisa dibuka lagi seperti daerah-daerah lain yang tidak masuk zona merah. Pengusaha wisata, termasuk yang tergabung dalam PUTRI, telah berkomitmen untuk memperketat prokes saat wisata kembali beroperasi dan menyukseskan program vaksinasi.

Di masa sulit pandemi Covid-19, kata Heni, pelaku usaha harus saling menguatkan dan kompak. Seperti yang sedang dirancang adalah dengan membuat promosi bersama. Misalnya di kawasan Lembang ada wisata apa, nanti wisatawan bisa diinformasikan melalui banner atau selebaran objek-objek wisata terdekat lainnya yang bisa dikunjungi secara terintegrasi.

Baca Juga:  Sempat Viral Video Hina Viking, Persija Minta Maaf

Kita sudah tidak membicarakan persaingan, sambung Heni, tapi harus kompak agar wisata bisa tumbuh dan memberikan keuntungan bersama. Sebab dengan kondisi sekarang, jangankan membuat inovasi wisata baru, mempertahankan yang sudah berjalan saja berat. (Red)