Waduh! POM Tasikmalaya Temukan Jajanan Takjil Tak Layak Konsumsi

JABARNEWS | TASIKMALAYA – Pengawas Obat dan Makanan (POM) Kota Tasikmalaya melakukan uji laboratorium terhadap sejumlah makanan olahan dan jajanan untuk takjil seperti Cendol pewarna, Cakwe, Tahu Bulat, Siomay, Cilok di Taman Kota Tasikmalaya.

Setelah itu, langsung dilakukan pengecekkan satu persatu di gunting kecil-kecil, lalu dimasukan ke dalam gelas kecil dan diperiksa selama 15 menit.

Kepala Loka POM Kota Tasikmalaya Jajat Setia Permana mengatakan, pihak POM rutin melakukan pengawasan dan pengecekan sampel makanan dan minuman berada di 5 wilayah kerjanya yakni Kabupaten Pangandaran, Kota Banjar Kabupaten Ciamis dan kota, Kabupaten Tasikmalaya.

Baca Juga:  Masih Lekat dengan Bandung, Kim Kurniawan Bicara Adaptasi dengan PS Sleman

Menurutnya, pihaknya mengaku telah mengambil sampel makanan dan minuman dari 112 sarana (distributor, supermarket, minimarket, toko kelontongan, dan pedagang keliling) yang ada di 5 kota dan kabupaten di Priangan Timur.

Dari 67 sarana atau 59,82 persen yang diperiksa tidak memenuhi ketentuan, dan hanya 40,18 persen atau 45 sarana yang sudah memenuhi ketentuan.

“Paling banyak itu produk yang rusak dan kadaluarsa, dan tidak memiliki izin edar,” kata Jajat dikutip dari jabar.poskota.co.id, Selasa (12/5/2021).

Dia menjelaskan, dari 112 sarana yang diperiksa ada 51 sarana menjual produk rusak, 18 sarana menjual produk kadaluarsa, dan 5 sarana menjual produk tanpa izin edar dan semua produk yang tidak memenuhi ketentuan langsung diamankan.

Baca Juga:  Bukan RSHS, Ini Rumah Sakit dengan Pasien COVID-19 Terbanyak di Jabar

Di samping itu, pihaknya juga melakukan pengawasan dan pemeriksaan makanan yang biasa disajikan untuk berbuka puasa yakni takjil dilakukan pengecekan uji laboratorium di 6 tempat seperti di kawasan Dadaha, sekitar Masjid Agung dan Taman Kota Tasikmalaya, Alun-alun Manonjaya, Ciamis, Kota banjar, dan Alun-alun Parigi, Pangandaran.

Jajat menyebut, dari 6 lokasi, pihaknya memeriksa 170 sampel makanan. Hasilnya 13 sampel mengandung zat berbahaya seperti boraks pada mie, dan formalin pada kolang-kaling, cincau, sekoteng dan zat pewarna tekstil yakni rhodamin-b pada arum manis, jeli, dan corong es krim,

Baca Juga:  Berdalih Sembuhkan Kesurupan, Dukun Palsu Gagahi Siswi SMP

Jajat juga menambahkan, di akhir Ramadhan ini pihaknya mengintensifkan pengawasan dan pemeriksaan untuk mengantisipasi peredaran makanan maupun minuman yang bisa membahayakan kesehatan.

“Kita juga imbau para pedagang agar tidak menggunakan bahan-bahan kimia dalam produk makanan olahannya. Masyarakat juga harus berhati-hati dalam membeli produk makanan, sehingga tidak membahayakan kesehatannya,” pungkasnya. (Red)