Soal Pencalonan Presiden 2024, Ridwan Kamil: Dilamar atau Diajak Parpol, Bismillah

JABARNEWS | BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan bahwa dirinya memegang dua filosofi politik dalam memimpin. Dua filosofi yang dimaksud yakni politik akal sehat dan tahu diri.

Terkait peluang maju dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang, dia mengaku lebih mengedepankan politik tahu diri.

“Saya tahu diri. Saya ini belum berpartai, saya tidak tahu apakah dengan hasil survei untuk 2024 apakah akan dilamar atau akan diajak partai politik, saya tidak tahu. Kalau batinnya terbuka bismillah, kalau tidak terbuka ya tidak masalah,” kata Ridwan Kamil sapaan akrabnya, di Surabaya, Sabtu (29/5/2021).

Menurutnya, jika tingkat elektabilitas dan popularitas yang dilansir lembaga survei bisa diperhitungkan oleh partai politik atau tidak sama sekali. Selain itu, dalam bursa Pilpres 2024 yang ada saat ini, para tokoh yang berkiprah dan memiliki news value hari ini berpotensi menaikan elektoral.

Baca Juga:  Honda Beat Terperosok ke Lapangan Bola di Sumedang, 3 Orang Tewas

“Siapa yang punya news value? Ya orang-orang yang sedang mengambil keputusan saat ini, menteri, gubernur,” ungkapnya.

Ridwan Kamil mengaku bahwa sejauh ini hasil elektabilitas lembaga survei lebih banyak dijadikan bahan evaluasi kinerja. Berbeda dengan calon lain yang ditopang dengan branding dan buzzer.

Ridwan Kamil memastikan, dirinya belum memakai strategi buzzer termasuk membentuk tim khusus. Menurutnya, karena belum berpartai, sejatinya elektabilitas dan popularitas yang terekam oleh lembaga survei murni hasil kerja pribadinya.

“Apa yang saya kerjakan, dan saya beritakan sendiri berpengaruh pada elektoral. Hasil Drone Emprit, kegiatan saya itu sumber viralnya saya sendiri, kalau teman-teman yang lain, ada amplifikasi dari buzzer terkait viral-nya,” terangnya.

Baca Juga:  Permintaan Tabung Oksigen Meningkat, Di Kota ini Harganya Capai Rp1,6 juta

Sebagai kepala daerah di provinsi yang memiliki suara 33 juta, dirinya cukup intens berkomunikasi dengan sejumlah petinggi partai, mulai dari Presiden PKS Ahmad Syaikhu, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, hingga Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.

“Itu sopan santun politik, semua partai saya datangi, tidak harus dalam rangka politik, karena bagi saya lebih baik banyak teman,” tuturnya.

Meski begitu, keputusan dirinya terkait kontestasi akan ditolong oleh keputusan politik terakhir, terutama kebijakan Pilkada Serentak pada 2024.

Ridwan Kamil dengan Pilgub digelar November 2024, jika Pilpres April 2023 maka dirinya jika dilamar bisa berlaga di Pilpres, walaupun kalah masih ada kesempatan untuk melanjutkan menjadi Gubernur Jawa Barat dua periode.

Baca Juga:  Jurnalis Radio Dakta Jadi Korban Jambret Saat Liput Lalin

“Kalau kalah saya masih ada pilihan, walaupun belum tentu saya maju untuk lanjut dua periode,” tandasnya.

Diketahui, tingkat elektabilitas Ridwan Kamil terus terpantau naik lewat hasil sejumlah lembaga survei. Seperti survei yang dilakukan oleh Y-Publica pekan ini dimana elektabilitas Ridwan Kamil naik tajam bersama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Elektabilitas Ganjar pada survei kali ini melampaui Prabowo Subianto yang selama ini unggul di puncak elektabilitas. Sementara Elektabilitas Prabowo sebesar 16,7 persen dan dibayangi oleh Ridwan Kamil sebesar 15,9 persen. (Red)