Agresi ke Gaza Adalah Masalah Kemanusiaan, Mahkamah Internasional Diminta Adili Israel

JABARNEWS | BANDUNG – Agresi militer Israel ke Gaza adalah masalah kemanusiaan. Pasalnya, banyak anak-anak, perempuan, dan orang tua terbunuh dan terluka.

Demikian yang disampaikan External Advisor for United States Dr. Jawed Akhtar Mohammad dalam General Lecture: Conflict Resolution and Peace for Palestine yang diadakan oleh Departemen Ilmu Politik Fisip Universitas Padjadjaran (Unpad) secara virtual lewat Zoom, Senin (31/5/2021).

Dr Jawed mengatakan, masalah Israel dan Palestina ini bisa dilihat dari sisi agama, sentimen keagamaan. Terutama, lanjut dia, karena Masjid Al Aqsha adalah simbol umat Islam.

Baca Juga:  Tiga Cara Mencuci Sepatu Kanvas Agar Tetap Awet

“Orang Yahudi yang melihat sejarah dari Yerusalem sebagai tanah yang dijanjikan. Tetapi tidak bisa dipungkiri masalah ini juga muncul karena soal politik,” kata Dr Jawed.

Sementara itu, Pengamat Keamanan Unpad Dr. Yusa Djuyandi menyatakan bahwa negara-negara di dunia harus mengambil sikap tegas terhadap Israel. Kemudian, membawa para pemimpinnya ke Mahkamah Internasional.

Baca Juga:  Hilman Hidayat Resmi Dilantik Sebagai Ketua PWI Jabar Periode 2021-2026

“Para anggota PBB juga harus berpikir soal hak veto 5 negara yang jika salah satu memveto maka resolusi tidak jadi dikeluarkan,” ucap Yusa.

Dia menjelaskan, dalam kasus serangan Israel ke Palestina, AS dan sekutunya sering membantu Israel. Sehingga hukuman atas Israel agaknya menjadi mustahil.

“Tetapi ini memunculkan ketidakadilan,” jelasnya.

Baca Juga:  Peringatan Tsunami Dicabut, Dihimbau Warga Tetap Waspada

Dalam siaran yang sama, Luthfi Hamzah Husin mengungkapkan bahwa serangan Hamas, yang dianggap teroris oleh Israel disebabkan oleh tindakan Israel. Menurutnya, Mereka (Israel) menduduki tanah orang Palestina.

“Kasus yang menimpa orang-orang Palestina di komplek Al Aqsha disebabkan masalah politik dalam negeri Israel yang ingin mendapatkan kembali kepercayaan orang-orang Yahudi atas komitmen pemerintah Israel untuk menjadikan Yerusalem sebagai ibukota mereka,” tutupnya. (Red)