Benarkah Petani Milenial Nyata atau Hanya Sekadar Gimmick? Ini Penjelasannya

JABARNEWS | BANDUNG – Program Petani Milenial dikonsep agar para peserta bisa menggarap komoditas di atas lahan yang sudah dipersiapkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat. Selain itu, ada pula skema memanfaatkan lahan milik peserta program dan pihak ketiga atau swasta, BUMD dan BUMN.

Namun, dua bulan pasca diresmikan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil peserta program Petani Milenial mengaku belum merasakan dampak dari program yang digulirkan tersebut.

Melansir dari detik.com, petani asal Kampung Pasir Angling, Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jajat (36) mengaku belum merasakan dampak dari program tersebut.

Dia menyebut, saat mendaftar program Petani Milenial, peserta disediakan kebun khusus yang sudah ditentukan oleh pemerintah menanam tanaman. Jajat tak sepenuhnya menganggap program rintisan Ridwan Kamil itu gagal.

Namun, dia menyebut konsep yang diusung hingga aplikasi di lapangan kurang matang. Menurutnya program ini positif karena pemerintah sudah mampu memunculkan keinginan para generasi muda untuk melirik dunia pertanian sebagai profesi yang menjanjikan lantaran mengusung konsep smart farming.

Baca Juga:  Wow, Dea Raup Puluhan Juta Dari Konten Pornografi di OnlyFans

Menanggapi hal tersebut, lewat keterangan resmi yang diterima JabarNews.com pada Rabu (2/5/2021), Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi Jabar Benny Bachtiar mengatakan, lahan yang dipersiapkan untuk para peserta sudah tersedia dan sebagian tengah diproses secara cermat. Proses ini harus berlangsung matang, tidak bertabrakan dengan aturan hukum soal pemanfaatan lahan dan cermat dalam arti kondisi lahan cocok untuk pengembangan komoditas.

“Kami juga terus berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk memanfaatkan lahan idle yang bisa dimanfaatkan, jadi tidak asal lahan kosong,” kata Benny.

Dalam catatannya, lahan untuk pemanfaatan program Petani Milenial tersebar di delapan kabupaten/kota. Delapan daerah tersebut antara lain Cianjur, Cirebon, Subang, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Sukabumi, Karawang, dan Indramayu. Dengan total luas lahan yang sudah tersedia 100,52 hektar.

“Di setiap daerah luasan yang tersedia bervariasi. Ada yang memiliki luas 50 hektar, 20 hektar sampai di bawah 1 hektar. Lahan itu akan diberikan pada petani milenial yang lokasinya berdekatan dengan lahan,” tuturnya.

Benny mengungkapkan, untuk lahan yang sudah siap menurutnya berada dalam pengelolaan organisasi perangkat daerah (OPD) pengampu juga sebagian lahan milik peserta program Petani Milenial. Sejauh ini Dinas Perkebunan, Dinas Kehutanan, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan, serta Dinas Kelautan dan Perikanan sudah menyiapkan lahan yang berada di sejumlah daerah.

Baca Juga:  Bos Lippo Angkat Bicara Terkait Isu Pekerja Meikarta Tewas karena Virus Corona

Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Jabar Dadan Hidayat mengatakan, untuk tanaman hias lahan akan disediakan di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bogor. “Lokasi ini juga sudah sesuai dengan persyaratan offtaker. Kalau bisa kebunnya ada di Bogor dan di Bandung. Karena offtaker-nya itu berada Bogor,” ucap Dadan.

Selain itu, untuk tanaman hias, DTPH Jabar juga merencanakan berada di Lembang Kabupaten Bandung Barat (KBB) karena DTPH memiliki lahan kurang lebih satu hektar. Sementara untuk komoditas ubi jalar, lokasi direncanakan di Kecamatan Cikadu, Kabupaten Cianjur di atas lahan milik DPTH seluas 20 hektar. Per hektar untuk ubi jalar dikelola lima Petani Milenial.

“Jadi per orang akan mengelola 2.000 meter lahan,” singkatnya.

Baca Juga:  Pemuda Mabuk Berkelahi Terjatuh di Irigasi, Satu Tewas

Di tempat terpisah, Kepala Dinas Kehutanan Jabar Epi Kustiawan memastikan telah menyiapkan tiga calon lokasi yang merupakan lahan milik Pemda Provinsi Jabar untuk dipinjamkan kepada peserta petani milenial. Tiga lokasi tersebut, salah satunya berada di Cikanyere Kabupaten Cianjur dengan luas lahan 4 hektar. Sementara dua lainnya berada di Kabupaten Sumedang, yaitu di Jatinangor dengan luas 2,5 hektare dan Jatinunggal 5 hektare.

“Jadi lahan yang disiapkan Dinas Kehutanan seluruhnya mencapai sekitar 11,5 hektare. Selain itu sudah dipersiapkan pula lahan di Sukabumi sekitar 5.000 meter,” ujar Epi.

Sementara Dinas Perkebunan Jabar menyediakan lahan di aset milik dinas pada tiga lokasi yang berbeda. Dalam program Petani Milenial, dinas juga menetapkan petani yang memiliki lahan sendiri bisa mengelola komoditas yang sudah ditentukan.

Untuk kopi dan vanili, lokasi lahan aset Dinas Perkebunan Jabar berada di Kampung Sadeng, Bogor dengan potensi 2 hektar. Untuk serai wangi seluas 40 hektar di Tegalwaru, Karawang. Sementara di Jatiluhur, Purwakarta dengan luas lahan 2 hektar disiapkan untuk pengembangan vanili. (Red)