Dokumen Perusahaan Bocor, 60 Persen Produk Nestle Ternyata Tak Sehat

JABARNEWS | BANDUNG – Raksasa produk makanan dan minuman asal Swiss, Nestle mengakui lebih dari 60 persen produk makanan dan minuman yang diproduksi tidak memenuhi standar kesehatan yang berlaku.

Hal itu terungkap setelah dokumen internal perusahaan Nestle bocor ke publik. Bahkan, produk makanan dan minuman Nestle tidak akan bisa sehat berdasarkan penilaian dari Otoritas Kesehatan Australia.

“Beberapa kategori dan produk kami tidak akan pernah sehat bagaimanapun caranya banyak yang kami renovasi,” kata Nestle, dikutip dari Financial Times pada Minggu (6/6/2021).

Menurut dokumen internal Nestle yang ditinjau Financial Times, hanya 37 persen dari produk perusahaan mendapat peringkat di atas 3,5 dalam sistem peringkat kesehatan Australia.

Baca Juga:  Ramalan Zodiak Hari Ini Rabu 9 November 2022

Sistem penilaian itu memberi skor dari 0-5 untuk menilai tingkat kesehatan produk makanan atau minuman. Skor 3,5 sudah termasuk ke dalam kategori makanan dan minuman sehat.

Perhitungan itu tak termasuk untuk produk susu formula bayi, makanan hewan peliharaan dan nutrisi medis khusus.

Sistem peringkat itu menilai produk makanan dengan memberi angka maksimal 5. Sementara, 3,5 merupakan ambang batas produk makanan yang sesuai dengan standar kesehatan.

Perhitungan itu meliputi makanan dan minuman secara keseluruhan. Ada sekitar 70 persen produk Nestle gagal memenuhi ambang batas itu. 

Baca Juga:  Si Buta Dari Gua Hantu Kembali Ke Layar Lebar

Lebih rinci, sebanyak 96 persen minuman dan 99 persen produk manisan dan es krim Nestle. Pun demikian, sebanyak 82 persen produk air dan 60 persen produk susu memenuhi nilai ambang batas.

Mark Schneider, Direktur Nestle, mengakui bahwa saat ini konsumen lebih memperhatikan tingkat kesehatan produk yang dikonsumsinya.

Namun, Mark Schneider menolak anggapan jika produk makanan olahan seperti yang dihasilkan Nestle sudah pasti tidak sehat seluruhnya.

Nestle juga dilaporkan sedang mengerjakan proyek besar-besaran untuk membarui program nutrisi pada produk-produknya.

“Misalnya, kami sudah mengurangi kadar gula dan natrium secara signifikan dalam 2 dekade terakhir,” sebut Mark Schneider.

Baca Juga:  Kapolresta Bandung Akui Anggotanya Aniaya 2 Jurnalis Saat Peringatan Hari Buruh

Marion, profesor dari Universitas New York mengatakan, tantangan untuk membuat produk lebih sehat akan sangat berat bagi Nestle.

“Bagaimanapun, perusahaan makanan bertujuan untuk menghasilkan uang dalam jumlah banyak dan secepat mungkin. Maka, mereka akan menghasilkan produk yang bisa dijangkau dan digemari khalayak luas, dan itu adalah junk food,” tuturnya.

Indikasi tidak sehatnya mayoritas produk Nestle sudah terjadi sejak tahun 2015. Di India, produk mi instan Nestle, Maggi, diboikot setelah terbukti memiliki kadar timbal yang tinggi. (Red)