Survei IPRC: Sikap Toleransi dan Anti Radikalisme di Jabar Tinggi

JABARNEWS | BANDUNG – Lembaga Survei Indonesian Politics Research and Consulting (IPRC) merilis hasil survei soal Toleransi dan Radikalisme di 9 kabupaten/kota Jawa Barat.

Dari sembilan kabupaten kota tersebut adalah, Kota Depok, Kota Bekasi, Kota Bogor, Kabupaten Tasik, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Garut, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Cirebon. Masyarakat Jabar mempunyai sikap toleran yang sangat tinggi dan tidak mendukung lahirnya radikalisme.

“Yang kami dapatkan, ternyata masyarakat Jawa Barat itu memiliki sikap toleransi yang memadai. Ditunjukkan dengan sikap mereka mau berteman, mau bersahabat, mau bermusyawarah, jual beli dan dialog dengan pemeluk agama lainnya,” kata Direktur Operasional dan Data Strategis IPRC Idil Akbar seusai acara di Hotel Aston Pasteur, Rabu (9/6/2021).

Baca Juga:  Gedung Kejagung Kebakaran Hebat, Ini Kronologinya

Sampel dalam survei ini berjumlah 400 orang. Metode penarikan sampel melalui multi stage random sampling.

Dengan response rate sebanyak 396 responden dan Margin of error rata-rata sebesar kurang lebih 5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Beberapa tolak ukur yang menjadi acuan pengambilan kesimpulan IPRC diantaranya, hubungan sosial, hubungan keagamaan dan nilai sosial.

Baca Juga:  Hengki Kurniawan Pastikan Kelanjutan Pilkades di Bandung Barat, Kapan Pencoblosannya?

Untuk indikator hubungan sosial, lembaga survei tersebut menempati persentase 83,1 persen atas pertanyaan kesediaan berteman dengan agama lain.

Hubungan keagamaan seperti penyelenggaraan acara keagamaan di sekitar lingkungan tempat tinggal memperoleh 84,8 persen dan 92,5 persen atas pertanyaan bergaul dan menghormati ajaran agama orang lain.

Baca Juga:  Hari Libur Nasional Tahun 2022 Ditetapkan Ada 16 Hari, Catat Tanggalnya

“Dari survei yang kami lakukan setidaknya ada dua temuan penting. Pertama, masyarakat Jawa Barat itu memiliki sikap toleran yang sangat tinggi dalam konteks hubungan dan interaksi sosial antar penganut agama. Kedua, yakni hal-hal yang menyangkut radikalisme, masyarakat Jawa Barat sebetulnya memiliki sikap yang cukup kuat dalam menolak semua bentuk radikalisme dan kekerasan atas nama agama,” pungkasnya. (Red)