Duh! Kerugian Masyarakat Akibat Investasi Ilegal Capai Rp117 Triliun

JABARNEWS | BANDUNG – Satgas Waspada Investasi (SWI) melaporkan total kerugian masyarakat akibat mengikuti investasi ilegal berdasarkan laporan selama 10 tahun terakhir mencapai Rp117 triliun.

“Kerugian masyarakat yang diakibatkan investasi ilegal mencapai Rp117 triliun dalam 10 tahun terakhir. Ini merupakan kejahatan terhadap perekonomian masyarakat,” kata Ketua SWI Tongam L. Tobing saat dikutip dari Antara, Jumat (11/6/2021).

Tongam mengatakan ada dua hal yang menyebabkan investasi ilegal hingga saat ini masih terus bermunculan di Tanah Air meski pemberantasan terus digencarkan. Pertama, berhubungan dengan perkembangan teknologi yang semakin memudahkan orang membuat aplikasi secara mandiri.

Baca Juga:  Puting Beliung Hantam Tiga Kecamatan di Sergai, 208 Rumah Rusak

“Saat ini sangat mudah membuat aplikasi. Sudah ribuan investasi ilegal, tapi masih muncul,” tuturnya.

Selain itu modus penawaran investasi ilegal juga semakin beragam. Mulai berkedok perdagangan saham, perdagangan forex, multi level marketing (MLM), hingga investasi money games.

Baca Juga:  Innalillahi, Pejabat Definitif Sekda DKI Jakarta, Saefullah Meninggal Akibat Covid-19

Faktor kedua, berkaitan dengan literasi produk keuangan masyarakat yang masih rendah. Tidak sedikit masyarakat yang mudah tergiur dengan iming-iming keuntungan yang cepat dengan besaran yang tidak masuk akal.

“Perilaku masyarakat kita sangat mudah tergiur dengan imbalan yang tidak logis. Ingin cepat dapat mobil,” ujarnya.

Dia mengungkapakan, saat ini Satgas Waspada Investasi masih menggencarkan upaya edukasi atau peningkatan literasi masyarakat dengan menggandeng pemangku kepentingan di daerah.

Baca Juga:  Cium dan Raba Mahasiswi Saat Bimbingan Skripsi, Dosen Ini Jadi Tersangka Pelecehan Seksual

Prinsip pengecekan “dua L” yakni legal dan logis, menurut dia, bisa menjadi senjata yang ampuh untuk terbebas dari berbagai modus penipuan investasi.

“Harus legal izin dan ada badan hukumnya kalau tidak ada jangan diikuti. Kemudian logis, bagaimana mungkin kita dapat keuntungan terus tanpa bekerja,” tutupnya. (Red)